sumur mata air..
Kemaren di fesbuk, ada yang mengibaratkan Qur’an itu seperti open source.. Setelah dikritik via komen, eh ternyata dia salah pengertian, sebenarnya maksud dia itu bukan open source, tapi open access, bisa diakses oleh siapa saja.. Gyaha.. Terlepas maksud si orang sebenernya apa, namun mengibaratkan Qur’an sebagai open source, gw nggak setuju.. Gw bukan orang IT sih, tapi berhubung pernah terlibat project game aplikasi, ya dikit2 doang tau lah.. Setau gw istilah open source itu, seseorang bisa memodifikasi, mengutak-atik, mengubah bagian tertentu, dan bahkan bisa merevisi kode dari sumber.. Kan berabe kalo si “source” atau Qur’an bisa dimodifikasi atau diutak-atik.. Gw lebih suka sama ulama yang mengibaratkan Qur’an itu bagai sebuah sumur berisi sumber mata air yang terus mengalir tanpa henti.. Siapapun bisa mengambil airnya.. Namun, untuk mengambilnya diperlukan upaya, nggak tinggal ngambil gitu aja.. Seseorang perlu menimba dengan hati2 untuk menaikkan airnya dari dalam sumur sampai ke atas.. Maknanya, untuk mendapatkan “sesuatu” dari firman Tuhan memang perlu usaha.. Hidayah yang didapat dari Qur’an bukan datang begitu saja, tetapi mesti diupayakan.. Bukankah disebutkan kalo yang bisa …