favourite, me|write, think sotoy
Comments 2

ter-ikat akal..

Untitled-1Sebenarnya apa sih maksud dari kata “orang yang berakal” di dalam Qur’an ??.. Apakah mereka yang berpendidikan tinggi ??

Tapi ada yang berpendidikan tinggi, doyannya “makan” hoax dan nyebar hoax, bahkan melakukan korupsi, berjama’ah pulak.. Padahal berpikir korupsi = mencuri = dosa, adalah hal yang sangat sederhana.. Mosok udah sekolah tinggi mikir gitu aja nggak nyampe’ ??..

Apakah mereka berakal ??.. Jelaasss, wong udah S1, S2, bahkan udah sampe S9+ (Hyahaha, ini hape apa orang ?!?.).. Tapi kenapa perilakunya seperti itu ??..

Sejauh ini, jawaban paling memuaskan gw dapet dari Prof. Quraish Shihab di buku “Logika Agama”.. Beliau membahas dari kata “akal” itu sendiri, yang berasal dari bahasa Arab: aqala, ya’qilu, aqlan.. Pakar berpendapat, makna dari ketiganya berkisar pada “menghalangi”, dan dari sana lahir kata “iqal” yang artinya “tali”..

Kenapa “menghalangi” dan “tali” ??.. Orang2 arab biasanya menggunakan kain yang menutup kepala mereka, dan supaya nggak mudah jatuh atau terbang tertiup angin, dipakaikanlah atau dililitkan tali hitam (iqal) untuk mengikat kain tersebut.. Jadi maksudnya, tali itu untuk “menghalangi” si kain kepala supaya nggak “kabur”, sebagaimana tali pengikat binatang..

Masih menurut beliau, ada beberapa makna dalam bahasa arab yang bisa muncul dari kata iqal.. Dan yang paling nyambung sama paragraf awal, ada dua yang menurut gw cocok.. Yang pertama itu: pemahaman atau ilmu.. Pemahaman dan ilmu yang dimiliki seseorang ibarat tali yang menghalanginya dari melakukan kesalahan dan keburukan..

Dan yang kedua adalah kehati-hatian.. Sikap ini juga bisa membuat seseorang menjadi terhalangi atau terhindari dari hal2 yang buruk, atau apapun yang pada akhirnya berujung pada penyesalan..

So, pada dasarnya akal di dalam Qur’an menurut Quraish Shihab lebih kepada potensi yang dianugerahkan Alloh untuk mendorong lahirnya BUDI PEKERTI LUHUR, atau MENGHALANGI SESEORANG DARI MELAKUKAN KEBURUKAN.. Dengan pemahaman ini, siapa pun bisa menjadi orang yang berakal, terlepas dari tingkat pendidikannya..

Fungsi lainnya: MEMPERHATIKAN dan MENGANALISIS rahasia2 alam yang terpendam, lantas memunculkan pengetahuan / pemahaman baru untuk kemudian diamalkan..

Jadi, pengetahuan atau pendidikan seseorang boleh saja tinggi, tapi kalau tidak mengarah pada budipekerti luhur dan “penghalang keburukan”, sangat bisa jadi akalnya sudah “tunduk” pada hawa nafsunya.. Terlihat “nggak berfungsi”, dan di Qur’an sendiri diibaratkan seperti binatang ternak..

Uniknya lagi, di dalam Qur’an nggak ditemukan kata benda dari akal (‘aqala), tapi yang ada malah KATA KERJA-nya (ya’qilun dan ta’qilun).. Masing2 muncul sebanyak 22 dan 24 kali.. Mungkin saja ini makna tersirat bahwa akal bukanlah sesuatu yang diciptakan hanya sebagai “benda”, atau jadi “pengangguran”, namun sesuatu yang baru bisa menjadi sangat bernilai bila “DIPEKERJAKAN”.. Atau bahasa kasarnya: “DIPAKE”.. (^_^)/

2 Comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s