penyidik hati..
Ada seseorang terpilih menjadi pejabat, dia berniat bahwa bekerjanya adalah untuk ibadah.. Lantas pas masa kerjanya, ketauan melakukan tipu2 “uang setan”.. Dia terbukti melakukan hal yang merugikan negara.. Kemanakah perginya niat bekerja sebagai ibadah itu ??.. Siapa yang bisa tau niat seseorang ??.. Niat bisa dengan mudah ditutupi dengan sikap & pakaian yang santun, senyum mengembang, ataupun kata2 semanis madu.. Dari perspektif tasawuf, mengkonversi sebuah niat apapun menjadi sebuah ibadah merupakan hal yang sulit.. Pernah seorang sufi ngomong gini pada murid2nya: “Jika kau melakukan ibadah dengan motivasi agar dilihat manusia, itu namanya Syirik.. Sebaliknya, jika kau meninggalkan sebuah ibadah juga karena manusia, maka itulah yang disebut Riya..” Bingung kan dengernya ??.. Para murid sufi tersebut pun kebingunan dengan pernyataan gurunya.. Lantas Sufi itu lanjut menjelaskan: “Kalau Jum’atan pergi ke Mesjidnya di awal waktu, supaya bisa berada di saf depan dengan motivasi agar nampak alim dan mendapat pahala sebesar onta, itu namanya syirik.. Sebaliknya, kalau sengaja mengakhirkan datang ke Masjid untuk salat Jumat agar berada di saf belakang dan supaya tidak tampak alim di mata manusia …