Dulu di tahun 2000, ada buku cukup bagus yang memprediksi kehidupan masyarakat di 20 tahun mendatang.. Judulnya “A Dream Society”.. Penulisnya namanya Rolf Jensen.. Untuk menulis buku ini, ia disupport oleh Copenhagen Institute for Future Studies.. Sekarang tahun 2016, dan ternyata nggak sedikit prediksi dari buku tersebut yang beneran menjadi kenyataan..
Hebat lah itu institut.. Memprediksi dengan ilmu pengetahuan, dan bukan sekedar “jargon2” lama.. Menyedihkan melihat ilmuwan di negeri ini nggak dihargai, padahal di Qur’an udah dijelaskan, orang beriman sekaligus berilmu pengetahuan akan ditinggikan beberapa derajat.. Dan lebih aneh lagi, kayaknya banyak orang sini lebih suka mendengarkan kata2 dari para “penceramah” daripada para ilmuwan..
Jensen saat itu menyebutkan kemajuan teknologi informasi sebagai salah satu elemen kunci pengubah kehidupan masyarakat masa depan.. Dan kemajuan ini sudah terbukti berhasil mengubah dunia ini dari banyak aspek, seperti ekonomi dan cara kita berkomunikasi..
A Dream Society menurut Jensen, adalah masyarakat yang lebih emosional.. Mereka menyenangi produk, brand, ataupun figur yang bisa membuat mereka tersentuh secara emosional.. Menurutnya di era Dream Society akan ada banyak “Illusionist”.. Mereka jago cerita, & bisa berwujud politisi, selebriti, wartawan, bahkan orang biasa sekalipun.. Ciri2 mereka umumnya adalah selalu mendramatisasi sebuah persoalan, dan ujung2nya, masalah yang kecil menjadi dibesar2kan.. Ia juga menuliskan, kalo Illusionist bukanlah sesuatu yang buruk, tergantung tipenya..
Ada dua tipe illusionist dengan ciri2nya kayak gini: (1). Constructive Illusionist: cencerung positif & membuat kabar baik, komunikasi berdasar fakta baru, menyerang hanya kalo diperlukan, dan bertujuan meraih dukungan supaya bisa terus berkarya dan berkontribusi positif..
(2). Destructive Illusionist: Cenderung merusak/ negatif/ menyerang, komunikasi berdasarkan ilusi / manipulasi kebenaran, menghancurkan reputasi pihak lawan, dan bertujuan mengusir siapapun yang berlawanan tanpa berpikir dampaknya..
Hebat ya si Jensen dan timnya, bisa memprediksi hal ini di tahun 2000.. Karena sepertinya saat ini para Illusionist memang sudah banyak banget.. Dan kalo diperhatikan lebih jauh, mereka memang maenin “emosi”, baik itu emosi positif atau negatif.. Entah dengan cara playing victim, membesar2kan masalah, dan memanfaatkan “perasaan kalah”, inferior, paranoid, ataupun kebencian..
Gw cukup tau seorang Destructive Illusionist handal di sini.. Namanya sama2 ada huruf “J”nya seperti penulis buku yg gw bahas ini.. Huruf di nama boleh sama, tapi isi kepala pasti beda.. Beda jauh banget lah antara “J” si Jensen yang ini dengan “J” yang sebelah ono noh.. Hehe..
Kok bisa ya lebih meyakini dan melakukan kata2nya si X, si Y, atau si Z , ketimbang meyakini dan melakukan kata2 Alloh: “periksalah dengan teliti..” (QS; 49:6)..