Jangan pernah berpikir kalo sudah menemukan jati diri atau passion diri, terus boleh senang dan santai begitu aja, terlebih sering menggunakan jurus andalah Son Goku, jurus “Berleha-leha”.. Hyaha.. Passion yang ada di dalam diri itu seperti bibit yang siap untuk ditanam, dirawat dan ditumbuhkan.. Dan sebagaimana tanaman, sangat perlu waktu untuk menumbuhkannya..
Pernah gw baca di sebuah buku, passion memang nggak akan bisa berubah ataupun hilang dari dalam diri seseorang.. Tapi sangat mungkin bisa memudar, apalagi kalo nggak pernah dikenali, nggak pernah digali, dan nggak pernah dicoba untuk dipahami.. Bibit passion itu dari Tuhan, dan Dia sudah berjanji, kalo disyukuri pasti akan dilipat gandakan.. Passion adalah hadiah unik tersembunyi yang sudah pasti berbeda2 pada setiap orang..
Belum lama ini pernah liat ada meme2 yang membandingkan prestasi anak bangsa ini yang mendunia.. Mengklaim kalo prestasi yang satu lebih baik dari yang lain, buat gw itu sangat lucu.. Kenapa juga mesti dibandingkan ?? Buat gw itu ibarat membandingkan dua bibit passion yang berbeda.. Lah mereka kan berprestasi di bidang yang berbeda.. Jadi seperti membandingkan melon dengan semangka.. Buat apa coba ??..
Mereka yang berpassion bibit melon, menanam, merawat, dan mengolahnya hingga besar, nggak mungkin kemudian berbuah semangka.. Jadi buat apa dibanding2kan secara aneh gitu ya ??.. Hehe.. Terus kenapa mesti melihat dari sudut pandang “atau” ??.. Seringkali ini juga kurang sip buat gw.. Yang udah banyak sekali beredar yang contohnya gini: “Pilih mana, dunia atau akherat ??.. Kesannya kalo milih satunya maka yang lain akan ketinggalan, lantas harus milih salah satu.. Padahal dunia dan akherat itu satu, pernah gw tulis di postingan ini: “Agama, akal, ilmu & fitnah”.. Buktinya amalan apa di dunia ini yang nggak berdampak ke akherat ??..
Di dunia bisnis ada istilah: “The tryranny of the OR”.. Melihat sesuatu dengan kacamata “atau”, akibatnya sulit untuk melihat hal2 yang paradoks, susah menggenggam dua hal kontradiktif di waktu yang sama.. Selalu berpikir A atau B, dan nggak bisa keduanya.. Akhirnya jadi kaku dan nggak fleksibel..
Versusnya adalah “The genius of the AND”.. Melihat dengan ikhlas adanya paradoks, bisa menerima konsep2 kontroversial ekstrim, di dalam banyak dimensi dan pada waktu yang sama.. Banyak buku kreativitas menyatakan berpikir paradoks adalah salah satu kunci untuk menjadi kreatif..Bisa “mempertemukan” dua hal yang nggak pernah ketemu adalah inti dari teori kreativitas.. Leonardo Da Vinci pun menyatakan hal yang sama..
Kenapa juga mesti dijajah oleh kata “atau” ??.. Kenapa mesti semangka “atau” melon ?? Kan bisa juga pilih semangka dan melon sekaligus di waktu yang sama.. Tinggal tambah air, susu, dan sedikit sirup serta es batu, keduanya menjadi “berfungsi” maksimal.. Kalo gw lebih suka membayangkan jadi petani melon dan semangka, ketimbang mempermasalahkan mana yang lebih baik antara melon dan semangka ??.. Petani menghasilkan buah, sementara yang kedua menghasilkan masalah.. Euh, yang nggak penting pulak lagi.. (*_*!)..
Seneng dengan kalimat dari F. Scott Fitzgerald – seorang yang disebut2 sebagai penulis terbaik di Amerika pada abad 20: “The test of a first-rate intelligence is the ability to hold two opposed ideas in the mind at the same time, and still retain the ability to function.”
Pingback: Perspektif Blog Award 2016 – Top 10 Artikel 2016 – Perspektif