Month: December 2017

gombalan politisi..

Ada masa2 dimana gw demikian apatis.. Sama sekali nggak peduli dengan politik.. Saat nyoblos capres di era2 sebelum Jokowi, kesemuanya gw lakukan dengan terpaksa & berat hati, karena pintu kamar gw diketokin sama bokap untuk segera mencoblos.. Padahal gw lebih memilih untuk tidur aja.. Gw mulai sedikit “peduli” sama politik, saat ada capres yang difitnah sedemikian rupa, sampe2 gw ngeliatnya nggak tahan.. Kok saudara sendiri difitnah ?? Ini Islam mana yang ngajarin begini ??.. Akhirnya gw nggak bisa tinggal diam.. Dan ujungnya sejumlah postingan yang agak “nyambung” sama politik pun mulai bermunculan di blog ini.. Sejatinya gw emang kurang suka sama politik.. Karena banyak politikus yang suka bohong, dan seringkali hanya untuk kepentingan supaya bisa terpilih.. Dari dulu sampe sekarang, gw nggak pernah percaya sama janji2 politik.. Termasuk saat nyoblos capres dulu.. Yang gw liat adalah track record dari si calon, bukan janji2nya.. Menepati janji politik dari sudut pandang gw yang orang awam, adalah hal yang sulit.. Karena melibatkan banyak orang, banyak kepentingan, dan banyak hal lainnya.. Seorang calon memang sedang “mengangkat” dirinya untuk terpilih, …

ulama siapa..

“Ulama adalah pewaris para nabi..”.. Begitu kata khotib dari atas mimbar sholat Jum’at di sebuah mesjid.. Beberapa kali kata2 itu diulang.. Lantas ceramah pun nyerempet2 politik.. Gw yang duduk deket kipas angin sambil ngantuk, jadi teringat kembali tulisan buya Hamka mengenai hal ini.. Kelar Jum’atan, sampe kantor, gw buka lagi deh tuh buku beliau.. Bener aja, tulisan ini yang gw maksud: “Orang yang merasa dirinya telah berpengetahuan banyak dan luas dalam agama lalu merasa dirinya telah patut bergelar ulama, kerapkali berbangga dengan hadis ini.. Mereka lupa bahwa yang diwarisi dari nabi2 itu bukanlah semata2 ilmunya saja, tetapi KEBEBASAN PRIBADINYA..” “Ulama2 seperti Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali dan ulama lain yang mengikuti jejak mereka patutlah disebut penerima waris nabi-nabi.. Tetapi orang2 yang PENDIRIANNYA DAPAT DIBELI atau DISEWA, lalu mereka menyebut dirinya ulama bukanlah penerima waris nabi, melainkan PERUSAK AGAMA NABI..” – Hamka (1941), “Lembaga Hidup”. Saat informasi mengalir deras tanpa filter, memilih guru menjadi sama pentingnya dengan memilih apa yang diajarkan.. Buat gw pribadi, ulama adalah orang2 yang berilmu luas, bukan hanya …