(jangan ??) fokus pada kekuatan..
Sepertinya kita udah sering denger nasehat yang ini: “Fokus selalu pada kekuatan, abaikan saja kekurangan..”.. Bahkan gw sendiri saat ngajar pun, cukup inget pernah ngasi nasehat ini ke mahasiswa2 gw.. Karena, saat satu kekuatan diri itu berhasil diketemukan, dan bisa dikembangkan sampe maksimal, maka kekuatan itu akan menutupi semua kekurangan yang ada pada diri.. Yes betul.. Ini beneran nasehat yang top untuk menemukan & memaksimalkan sebuah kekuatan diri.. Nah, yang jadi masalah adalah saat berada di tahap berikutnya.. Nasehat di awal postingan malah sepertinya bisa jadi kurang pas.. Kalimat “abaikan kekurangan” justru bisa menjadi bumerang.. Saat diri ini sudah berhasil menemukan suatu set kekuatan / kemampuan, justru yang tidak boleh diabaikan adalah kekurangan pada kemampuan tersebut.. Jadi untuk betul2 bisa memaksimalkan kemampuan, perlu juga berfokus untuk “memberantas” kekurangan2 yang ada di dalam proses peningkatkan kemampuan yang sudah dimiliki.. Dan ini ternyata bukanlah hal yang mudah.. Dalam mempelajari sesuatu, apapun itu, pada awalnya kecepatan kemajuan diri demikian terasa.. Contohnya pas kuliah, karena adanya feedback (komentar, nilai, dsb) dari dosen, kemajuan diri jadi mudah terlihat.. Sampai akhirnya …