All posts tagged: desain

stock duit..

10 tahun lewat berwiraswasta dan “bergelut” di industri kreatif, cukup banyak suka dukanya.. Nggak hanya industri perbankan, retail dan sejenisnya yang terkena dampak kemajuan teknologi informasi, industri kreatif pun juga ikut “tergerus”.. Dulu gw suka2 pusing untuk cari2 gambar buat kepentingan bikin company profile klien, bikin kalender, ataupun media2 promosi lainnya.. Tapi sekarang, dengan majunya bisnis “Microstock”, kepusingan kayak gitu nggak pernah terjadi lagi.. Microstock Site Companies atau Microstock Agencies adalah perusahaan yang menyediakan berbagai macam foto, illustrator dan video dalam bentuk RF (Royalti Free).. Sederhananya mereka seperti “gudang ilustrasi/gambar” atau image bank.. Dari sekian banyak Microstock Agency, favorit gw adalah ShutterStock.. Kenapa ??.. Karena buat gw jumlah image yang disediakannya lebih banyak dan lebih variatif ketimbang agency yang lain.. Dan nggak hanya image (foto, ilustrasi, dan vector) aja loh, tapi ada juga footage video dan musik.. Sejauh ini, entah sudah berapa project kantor menggunakan image dari shutterstock.. Yang pasti, ratusan lebih foto / gambar / vector yang udah gw download untuk kepentingan pekerjaan kantor.. Microstock ini memang bisa dibilang ikut andil dalam “menggerus” pekerjaan …

untung sial..

Belum lama, ada mahasiswa yang tanya ke gw.. Ngaruh nggak sih, dulu mas itu pernah kuliah akuntansi dulu untuk jadi seorang entrepreneur desain grafis..?? Yah jujur aja, setelah lulus, ilmu akunting gw nggak kepake, bahkan melegalisir ijazahnya pun gw lakukan kurang lebih 8 tahun kemudian, dan hanya untuk melengkapi persyaratan masuk kuliah S2.. Sekarang ini, gw sepenuhnya lupa cara bikin laporan rugi laba, neraca, dan sejenisnya.. Kalo pertanyaannya ada pengaruh atau nggak, jawabannya adalah ada.. Namun bukan secara keilmuan, tapi secara pembentukan cara gw berpikir.. Itung2an adalah “makanan” otak kiri.. Mungkin gara2 itulah otak gw jadi nggak terlalu “kekanan-kananan”.. Ujungnya, gw jadi bisa mikir secara runut, sistematis, dan logis nyusun sebab akibat.. Gw pikir, hal2 begini cukup diperlukan untuk membangun sebuah perusahaan desain, dan bukan semata kemampuan artistik.. “Salah jurusan nih, apes dah 4 taon kebuang..”.. Dulu sempat juga berpikir begitu, tapi akhirnya gw revisi..  Seringkali Tuhan bekerja dengan cara yang nggak kita mengerti.. Terkadang yang kita anggap apes, eh pada akhirnya ternyata adalah keberuntungan.. Atau bisa sebaliknya.. Ada cerita, seorang pedagang sedang melakukan perjalanan …

“ditarik” rasa mampu..

Aaakkk.. banyak banget tugasnyaaa.. Mungkin kurang lebih begitu isi kepala mahasiswa gw pas gw lagi ngasi tugas borongan.. Yah, bagaimanapun, desain grafis itu seni terapan.. Sebuah skill problem solver yang beroutput visual.. Dan yang namanya skill, jelas perlu latihan yang buanyak.. Keuntungan dari tugas banyak yang bisa jelas terlihat itu ya umumnya kemampuan yang meningkat.. Bisa keliatan deh tuh dulu desainnya pas awal kuliah gimana, terus sekarang jadi gimana.. Rumus jadi seorang ahli (kaidah 10.000 jamnya) jadi lebih cepat terkejar.. Namun tetep mesti ada niat dan kesungguhan dalam pengerjaan tugasnya.. Karena ada juga yang gw liat, karena asal jadi ngerjain tugasnya, ngaret dari deadline, pada akhirnya skillnya jadi nggak meningkat secara signifikan.. Sebetulnya tugas banyak juga latihan terhadap mental.. Untuk menguji, bisa melepas dari rantai opini “nggak mampu” atau tidak.. Seringkali kita2 nih udah ngerasa nggak mampu duluan kalo dikasi project yang sebelumnya nggak sebanyak, atau “sebesar” yang pernah kita kerjakan sebelumnya.. Padahal itu bisa jadi hanya prasangka buruk dari diri, yang timbul dari minimalnya kesungguhan, atau ya maksimalnya kemalasan.. Padahal perasaan mampu atau nggak …

pelecehan profesi..

Kalo gw itung2, kurang lebih sudah hampir 13 tahun gw bergelut di industri desain grafis… Mulai dari jadi freelance desainer grafis sebelum lulus kuliah, sampe sekarang ngebangun dan ngejalanin perusahaan desain sendiri… Tapi menurut gw pribadi, industri desain grafis nggak banyak mengalami perubahan yang berarti… Apa yang gw alami di masa 10 tahun yang lalu, masih gw alami di masa sekarang… Mulai dari ketemu klien yang nggak bisa menghargai waktu (janjian jam 10, nongolnya jam sebelas kurang… hehe.. melayu sekali…), desain yang dihargai murah dan harganya terus dibanting-banting, brief siang hari besok pagi minta jadi, campur tangan dalam aspek estetis oleh si klien yang sotoy sampe akhirnya desain kita jadi ancur lebur, sampe di “compare head to head” dengan perusahaan percetakan yang notabene gak bisa menghargai desain… Kalo gw pikir profesi desainer grafis ini masih sering diremehkan oleh usernya, karena industrinya sendiri abu-abu, dan pelaku industrinya sendiri kurang bisa menghargai profesi mereka sendiri dengan menjual desain mereka dengan harga yang relatif murah (meski ini nggak semuanya seh..)… Hal ini diperparah dengan kondisi dimana siapapun bisa …