me|write, spiritual, think sotoy
Leave a Comment

penyidik hati..

Ada seseorang terpilih menjadi pejabat, dia berniat bahwa bekerjanya adalah untuk ibadah.. Lantas pas masa kerjanya, ketauan melakukan tipu2 “uang setan”.. Dia terbukti melakukan hal yang merugikan negara.. Kemanakah perginya niat bekerja sebagai ibadah itu ??..

Siapa yang bisa tau niat seseorang ??.. Niat bisa dengan mudah ditutupi dengan sikap & pakaian yang santun, senyum mengembang, ataupun kata2 semanis madu..

Dari perspektif tasawuf, mengkonversi sebuah niat apapun menjadi sebuah ibadah merupakan hal yang sulit.. Pernah seorang sufi ngomong gini pada murid2nya: “Jika kau melakukan ibadah dengan motivasi agar dilihat manusia, itu namanya Syirik.. Sebaliknya, jika kau meninggalkan sebuah ibadah juga karena manusia, maka itulah yang disebut Riya..”

Bingung kan dengernya ??.. Para murid sufi tersebut pun kebingunan dengan pernyataan gurunya..

Lantas Sufi itu lanjut menjelaskan: “Kalau Jum’atan pergi ke Mesjidnya di awal waktu, supaya bisa berada di saf depan dengan motivasi agar nampak alim dan mendapat pahala sebesar onta, itu namanya syirik.. Sebaliknya, kalau sengaja mengakhirkan datang ke Masjid untuk salat Jumat agar berada di saf belakang dan supaya tidak tampak alim di mata manusia lain, maka itu namanya riya..”

Salah seorang muridnya bertanya: “Jadi, apa nggak usah ke Mesjid aja guru ??”.. Sufi tersenyum dan menjawab: “Bukan itu maksudku.. Kalian harus sadar bahwa MENATA NIAT UNTUK IBADAH SANGATLAH SULIT..”

Wadaw.. Ketampol nggak sih ??.. Hehehe.. Masih ada lagi loh, seorang Sufi dari Alexandria pernah menyatakan begini: “Ketika seorang hamba merasa dirinya tidak sombong, maka saat itulah justru puncak kesombongan telah dilakukannya.. Perasaan tidak sombong merupakan kesombongan itu sendiri..”

Wow.. Dalem banget..!!.. Al-Qusyairi (1998) dalam “Risalah Qusyairiah” menuliskan, Tasawuf itu berasal dari kata as-Shaff (barisan).. Alasan filosofisnya: kaum sufi selalu berada di barisan depan pejuang yang menjaga kemurnian hati untuk menjalankan perintah Alloh..

Gw seringkali kagum pada perspektif Sufi dalam menguak misteri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.. Mereka seakan harus benar2 paham dirinya sendiri supaya bisa mengenal & dekat dengan Penciptanya.. Maka “penyidikan” terhadap diri pun benar2 di-seriusi sampe segitunya..

Pelajaran yang bisa gw ambil: Pertama, sangat sulit atau mungkin mustahil bisa melihat niat seseorang dalam ibadah ritual, apalagi niat ibadah dalam bekerja.. So, sepertinya memang nggak ada gunanya mencoba menilai2 ibadah orang lain, terlebih nyinyir2 ria, dan menyebar hoax atas tindak tanduk seseorang..

Kedua, “hanya” lewat kedua pernyataan sufi di atas, seseorang bisa jadi akan “waswas”, serta sibuk sendiri dalam mengawasi & menata dirinya sendiri.. Mungkin ini sebabnya, kalo gw liat berita penggeladahan rumah terduga / tersangka teroris radikal, gw belum pernah baca ada turut ditemukannya buku2 Sufi atau Tasawuf di situ.. (^_^)/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s