Belakangan ada sejumlah periset yang beranggapan kalo Background Music (BGM) dari video game ternyata bisa sangat membantu konsentrasi kerja / meningkatkan produktivitas..
Ada yang maen game2 populer sejak Nintendo, PS1, atau PS2 berjaya ??.. Lagu2nya itu loh, seringkali masih “lengket” sama pemainnya.. Dengerin lagu2 game jadul (yang dominan tanpa vokal) sambil kerja, tanpa gw sadari, udah jadi rutinitas gw sejak lama.. Playlist lagu game selalu ada di beberapa hari gw dalam seminggu.. Terlebih sekarang banyak BGM game lama diaransemen ulang.. Walhasil, koleksi lagu game di harddisk gw sekarang udah jadi bergiga-giga..
Lagi2 gw penasaran, kenapa lagu game bisa jadi peningkat produktivitas.. Dalam artikel: “Move over Mozart: video game music helps productivity (2016)..”, ternyata BGM game memang dibuat untuk “melarutkan” & meningkatkan konsentrasi para pemainnya.. Membuat pemain tetap bersemangat mencapai level berikutnya, dan menyajikan “alunan” positif tanpa harus mengganggu..
Seberapa ngaruh sih BGM game buat pemainnya ??.. Cassidy & MacDonald (2009) menguji sejumlah gamer dengan game racing, ada yang pake sound effect (SFX) doang, dan ada yang pakai keduanya SFX & BGM dengan musik2 yang berbeda.. Hasilnya, gamer yang bermain dengan SFX & BGM mampu menyetir lebih cepat.. Nggak hanya paling cepat, tapi juga paling banyak bikin kesalahan (nabrak pagar pembatas dan cone jalan..!!) *Ini sambil denger lagu dangdut kali yak, serasa jadi supir truk jalur pantura*, gyahaha..
Apakah hanya musik game yang bikin begitu ??.. Entahlah.. Namun ada yang ber-argumen kalo musik game itu punya banyak kemiripan dengan Ambient Music.. Menurut penggagasnya, Brian Eno (2013) dalam “Music for Airports”, Ambient Music adalah musik yang lebih ditujukan untuk membangkitkan “atmosfir”, visual, atau kualitas2 lain yang nggak mencolok..
Musik ambient merupakan musik yang mampu mengakomodir beragam level tingkat perhatian seseorang, tanpa harus memaksa orang tersebut fokus pada musik tersebut.. “It must be as ignorable as it interesting..”.. Hwaaaww..
Sungguh “musik latar” secara harfiah !! Dan “nggak baperan” lageh, karena dia selalu hadir serta berupaya memotivasi kita, bahkan tanpa harus kita pedulikan.. Note: jangan sekali2 menganggap pasangan kita musik ambient, gw jamin dia nggak akan jadi “latar”, tapi jadi subjek.. Dan kitanya akan jadi objek penderita..!!
Memang nggak semua orang bisa bekerja diiringi musik.. Dan bagi yang menganggap musik merupakan “tool” dari produktivitas, sebetulnya nggak masalah mau pilih musik jenis apa.. Saran dari pakarnya bilang: “Dengerin yang bisa memotivasi, yang bisa bikin semangat, apapun jenis musiknya..
Yang suka instrumental, nggak perlu mengklaim paling oke, lantas jadi radikal, dan menyebar hoax pada pop, rock, dangdut, metal dan berujar pada mereka “KALIAN KAFIR & MASUK NERAKA !!”..