me|write, my life stories, spiritual, think sotoy
Leave a Comment

baca jadi “sakti”..

Untitled-1Gw lebih mudah terkagum2 sama ustadz yang nggak hanya paham ilmu agama saja, tapi juga nguasain ilmu pengetahuan umum yang lain.. Entah itu fisika nuklir (Agus Mustofa), filsafat atau sastra (Buya Hamka), seni, budaya, psikologi, atau ilmu2 pengetahuan lainnya.. Buat gw orang2 seperti inilah yang sudah membaca ayat2 Alloh dalam 2 wujud.. Pertama, wujud ayat yg tertulis di Qur’an, dan kedua, ayat2 Alloh yang “berwujud” di alam semesta.. Di mata gw, mereka itulah yang sebenar2nya ulama..

Kalo gw perhatikan, mereka2 ini bisa lebih bijak, lebih mendamaikan, lebih praktis, lebih merdeka berpikir, dan nggak neko2.. Mungkin karena mereka dengan akal pikir maksimalnya sudah berhasil menarik banyak “benang merah” antara ayat2 Alloh dari kedua wujud di atas.. Mereka nggak mudah tersinggung kalo dikomentari atau dilabeli apapun.. Terkesan mendalami kedua wujud ayat2 Alloh itu jauh lebih menarik ketimbang meladeni tanggapan2 yang nggak penting.. Karena mau setuju atau nggak sama pemikiran mereka, ya terserah masing2 aja..

Ada satu ulama yang gw tau sendiri rumahnya, pernah masuk ke dalam sana, meski saat itu beliau sudah almarhum.. Sejumlah buku pernah ditulisnya.. Orang2 yang tahu akan dirinya, banyak yang menyebut beliau adalah seorang ulama besar.. Meski gw pikir, akan banyak sekali juga orang yang nggak tau nama beliau, terlebih diluar Pulau Madura.. Seorang ulama yang mendalami sains.. Di tahun 70an, beliau sudah menyajikan konsep2 canggih seperti: “ether”, dimensi lain, law of attraction, dan nyerempet ke fisika quantum.. Dimana di pertengahan tahun 2000an, topik2 tersebut jadi “naek daun”..

Seorang ulama bijak dan arif.. Alih2 mengharamkan musik, beliau malah lihai memainkan piano dan biola.. Alih2 memberi “label” itu ilmu orang kafir, beliau malah banyak menggunakan referensi buku2 berbahasa asing, seperti Belanda, Perancis, & Inggris.. Anak2 beliau pun bertanya2, kenapa beliau bisa jadi sedemikian “sakti” ??.. Tapi belum ada yang bisa menjawab secara konkrit..

Ada satu “clue” sih buat gw yang cukup jelas kenapa beliau bisa jadi “sakti” seperti itu.. Di rumahnya, beliau punya perpustakaan sendiri.. Kalo gw nggak salah inget, ukurannya pun cukup besar, mungkin sekitar 7 x 8 meter gitu deh.. Rak2 berjejer rapi penuh dengan buku dengan beragam bahasa.. Ratusan buku gw yakin ada di situ, atau mungkin ribuan.. Dengan beragam genre & beberapa bahasa..

Ngeliat fakta ini, gw berkesimpulan: sangat kecil kemungkinan beliau bisa sampai pada level “super over alpha omega ultimate hyper unlimited” begitu (hehe), tanpa banyak2 membaca buku.. Ya, ternyata wahyu pertama “IQRA” itu bener2 bisa membuat orang menjadi sakti.. hehe..

Kalo hanya SEKEDAR TAHU kata Iqra’ tanpa “proses” menjalankannya, bisa jadi tanpa dampak.. Data dari Perpusnas bilang, orang kita nih hanya “menghabiskan” NOL sampai satu buku dalam setahun.. Bandingkan dengan orang Jepang yang membaca 10-15 buku setahun..

Jumlah kita memang banyak… tapiii kalo sedikit membaca buku ?? Hmm.. seperti buih di lautan ya.. Rame, tapi tidak “berisi”..

 

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s