agama passion
Passion, kata yang seringkali kita dengar dengan segala ke-absurd-annya.. Hehe.. Menurut Vallerard (2015), dalam “The Psychology of Passion”: The object that we are passionate about becomes part of us, our identity, and in so doing it will modify who we are and how we organize our life.. Beberapa filsuf jadul (seperti Plato dan Spinoza) juga bilang, kalo passion bisa jadi suatu hal yang buruk bagi seseorang, kalo dia tidak bisa mengontrolnya.. Seseorang bisa saja menjadi “bupass” = budak passion, mungkin ini selevel dengan bucin (budak cinta).. (^_^!)/ Karena dia bisa “kecanduan” passionnya.. Misal, passionate banget maen badminton, akhirnya jadi ninggalin sholat, telat makan, dan ninggalin kesehatannya sendiri, alias jadi tipes gara2 kebanyakan maen.. Studi dari Pradines (1958), dalam “Psychology Traites” menyimpulkan; passion bisa “memahat” identitas seseorang.. Seseorang yang berpassion pada basket, maen gitar, atau menulis akan melihat dirinya sendiri sebagai pemain basket, gitaris, serta penulis.. Dan ini juga bisa dilihat jelas oleh orang2 disekitarnya.. Joussain (1928), dalam “Les Passions Humanies” juga sependapat.. Ia menyatakan passion bisa mendorong perubahan dalam gaya hidup, dan “penyusunan kembali kepribadian” …