me|write, think sotoy
Comments 2

hobby profesi..

Untitled-1Ada yang beropini: “Hobby jangan dijadiin kerjaan..”.. Alasannya bisa macem2: yah karena nanti jadi cepet mencapai titik jenuh, atau ya karena keseringan ketemu yang “pahit2”, jadi rutinitas, akhirnya hobby jadi beban, dan nggak bisa lagi menikmati hobby, dan malah ujung2nya nanti kita malah jadi benci sama hobby kita sendiri..

Kalo gw pikir sih, hobby dan pekerjaan udah merupakan dua hal yang berbeda.. Hobby selalu bicara tentang pengeluaran, sedangkan pekerjaan “bicaranya” pemasukan.. Kata hobby sebagai pekerjaan itu rasanya seperti over simplified.. 

Kapan sih seseorang mulai bisa menjawab hobby-nya apa ??.. Tarok lah saat SMP.. Jawaban2nya umumnya selalu luas seperti ngegambar, nulis, ngomik, basket, lukis, ngegame, ngoprek alat2 elektronik, dsb.. Jawaban2 yang nggak memikirkan “singgungan” atau “irisan” dengan disiplin ilmu, plus profesi2 yang tersedia di masa depan.. Sementara profesi selalu sudah “tercampuri” oleh satu atau lebih disiplin ilmu atau skill tertentu.. Bahkan demikian spesifik dan ada banyak banget..

Ada gitu pernah denger seorang siswa atau mahasiswa saat ditanya hobbynya apa, terus jawabannya: akunting, programmer, dosen, pengacara, manajer, trainer, media planner, sound engineer, sampe insinyur nuklir.. ??..

Jadi hobby dan profesi memang sudah jelas berbeda.. Namun memang ada sejumlah hobby yang ditambah disiplin ilmu, bisa langsung jadi profesi, seperti atlit cabang olahraga tertentu.. Namun rasanya lebih banyak yang tidak beririsan langsung..

Sebuah referensi ada yang bilang, kalo hobby itu jejak2 dari passion.. Mereka yang terus “ngikutin” hobbynya lebih dalam, lantas bisa bertemu dengan passionnya.. Tapi sepertinya bisa juga nggak deh.. Karena gw pikir, seseorang bisa saja demikian berpassion melakoni profesi tertentu, meskipun itu bukan hobbynya..

Peraih nobel radioaktif Marie Curie misalnya, apa iya hobbynya dari saat remaja itu “ngutak-ngatik” uranium ?? Gyaha.. Nggak sedikit orang “terjerumus” ke profesi tertentu karena rasa ingin tahunya, rasa penasarannya, atas hal2 yang mereka sukai..

Dan karena berpassion, maka kekuatannya akan muncul di bidang itu.. Studi dari organisasi bernama Gallup (2014) menemukan, mereka yang bekerja
berdasarkan kekuatannya akan (1) Lebih sehat, (2) Lebih sedikit mengalami stress, kekhawatiran & sakit fisik, (3) Menaikkan emosi positif, (4) Memiliki lebih banyak energi dalam keseharian, dan (5) Punya rasa “larut” atau keterlibatan yang lebih tinggi dalam pekerjaannya..

Lucunya di negeri ini, udahlah nggak semua orang berani memilih pekerjaan yang sesuai passion dan hobby nya, udahlah susah payah pula mengembangkan sampe bisa bersaing di tingkat internasional, “babak belur” di pertandingan, eh pas dapet pencapaian berarti seperti medali emas, malah dikomentarin aneh2.. Padahal yang ngomentarin, juara RT juga kagak..

2 Comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s