
Dari doyan baca komik, terus saat kuliah, kesukaan baca gw “meluas” ke buku2 yang kesannya lebih berat.. Mungkin karena dipicu umur, pertanyaan2 tentang “diri” dan hidup ini jadi semakin banyak.. Jadi rasanya butuh role model orang2 besar, atau orang2 yang udah “jadi”, untuk lebih tau gimana itu “hidup” dari perspektif mereka..
Sejumlah orang yang pernah “tenar” di sini, buku2nya ya turut sempet gw lahap.. Kayak Arie Ginanjar, Amien Rais, Mario Teguh, Felix Siaw, Aa’ Gym, Yusuf Mansur, Buya Hamka, Quraish Shihab, dll.. Terus kalo yang orang “non-sini”nya, dulu gw suka banget sama Confucius, buku2 Kebijakan Cina yang dikomikin, Budha, Zen, dll..
Ada yang sampai saat ini tetep gw kagumi, karena konsistensi tulisan dan perbuatan mereka.. Dan ada juga yang tidak.. Berkat medsos, tindak-tanduk mereka jadi mudah sekali dipantau.. Yang lari ke politik apalagi, seringkali tau2 jadi “auto-aneh”.. Hehe..
Tetep sih, buat gw nggak ada orang yang bisa bener 100%, dan salah 100%.. Ada tulisan2 mereka yang gw anggap “ini cocok buat gw”, dan ada juga yang “nggak cocok”.. Pakai ilmunya Bruce Lee: “Absorb what is useful, reject what is useless, add what is essentially your own..”
Untuk mendevelop diri sendiri, sulit rasanya tanpa belajar dari orang lain.. Meniru orang sukses lain secara persis pun adalah hal yang mustahil.. Gw pikir, mengambil pelajaran itu bisa dari siapa saja.. Bisa dari mereka yang sepaham, berbeda paham, berbeda keyakinan, ataupun berbeda sudut pandang.. Satu yang vital: Hanya orang yang mau berpikir-lah yang bisa mengambil pelajaran.. (QS:02.269)..
Ulama2 hebat menganjurkan untuk tidak taqlid buta.. Karena mereka sadar bahwa kita semua manusia, dan manusia memang tempatnya salah dan lupa.. Manusia yang sadar kalo dirinya “hanya” manusia, adalah mereka yang tidak merasa paling benar sendiri.. Sadar atau tidak, itu merupakan bentuk dari kesombongan..
Setelah baca2, biasanya gw pikirkan & banding2kan, lantas memilih yg sesuai untuk diri tanpa mencela yang berbeda.. Naif banget kan kalo fanatik buta sama ketoprak tanpa mengetahui adanya nasi goreng, hamburger, ataupun wagyu steak.. Lantas dia teriak2: “Ketoprak lah yang paling enak.!!!.. Atau “Apapun selera Anda, ketoprak-lah solusinya..!!!”..
Saat iman hanya sekedar ikut2an, ibarat jadi buih di lautan, gampang diombang-ambingkan.. Erich Fromm Ph.D (1900-1980), seorang ilmuwan sosiologi menyatakan: ikut2an saja tanpa kemampuan “membangun” pikiran sendiri, justru semakin membuat kita menjadi asing bagi diri kita sendiri..
Contoh: Ikut2an bela2 capres yg katanya muslim, tapi koq capresnya menolak tes baca Qur’an dan malah natalan ??.. Nah, mendadak merasa asing kan ??.. (^o^)/