Pernah dengar psikolog bernama Alfred Adler ??.. Mungkin belum pernah ya.. hehe.. Karena namanya sepertinya memang kalah populer dengan Sigmund Freud.. Adler adalah psikolog dan fisikawan yang teorinya bertentangan dengan Freud.. Adler pernah menjadi siswa dari Freud.. Usianya terpaut 14 tahun lebih muda.. Sempat pula menjadi rekan kerja Freud yang mengusung beragam teori Psychoanalytic yang membahas banyak hal, termasuk hipnotis, alam bawah sadar, dan analisa mimpi..
Menurut Freud, sikap2 atau attitude seseorang di saat sekarangnya / masa kininya, ditentukan oleh masa lalunya.. Nah, dalam hal inilah Adler nggak setuju dengan Freud.. Adler punya teori yang lain.. Menurutnya ada suatu “daya” motivasi yang mempengaruhi bentuk perilaku manusia yang disebut “dorongan ke arah kesempurnaan”.. Daya ini yang kemudian mendorong manusia untuk memenuhi semua potensi dan keinginan yang ada di dalam dirinya..
“Daya” tersebutlah yang kemudian menimbulkan harapan, impian / cita2 pada diri seseorang.. Dan hal inilah yang kemudian bisa membentuk sikap / attitude manusia pada masa kininya atau saat sekarangnya.. Sederhananya, menurut Adler, sikap seseorang di masa kininya ditentukan oleh masa depannya.. Bertolak belakang dengan Freud, yang menyatakan sikap masa kini seseorang ditentukan oleh masa lalunya..
Akhirnya Adler “keluar” dari paham Freud dan mengembangkan teorinya sendiri yang kemudian dikenal sebagai psikologi individual.. Yang juga menarik, teori Adlerian ini menyatakan adanya konsep “kepentingan atau kepekaan sosial”.. Jadi seseorang yang sedang mengarahkan dirinya menuju kesempurnaan akan turut mempertimbangkan lingkungan sosialnya..
Konsep dari Adlerian ini buat gw mampu menjawab gimana tercapainya impian besar seseorang biasanya terkait dengan kebermanfaatan dirinya pada lingkungan sosialnya.. Semakin besar mimpinya, biasanya akan semakin banyak nantinya orang yang bisa dia bantu..
Jadi, mana yang lebih baik ??.. Freud ?? atau Adler ??.. Silahkan pilih sendiri aja yang mana.. Hehe.. Ini seperti memilih, mana yang lebih baik untuk membentuk diri kita sekarang, masa lalu ?? Atau masa depan ??.. Kalo gw sih lebih seneng sama teorinya Adler..
Gw juga kepo untuk menarik benang merah antara teori Adlerian dengan apa yang ada di dalam Al-Qur’an.. Ternyata ada loh.. Tertulis begini: “Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik daripada permulaan”.. (QS 93:4).. Bisa dimaknakan, akhir (baca: masa depan) lebih baik daripada permulaan (baca: masa lalu..).. Jadi, berorientasi pada masa depan sepertinya memang lebih baik ketimbang berorientasi pada masa lalu..
Kita juga pernah dengar kan kalimat ini; orang yang cerdas itu orang yang memikirkan akhiratnya.. Akhirat itu kan di masa depan.. Kalau diperhatikan lebih dalam, memang nggak sedikit orang yang jadi “berubah” gara2 menetapkan sebuah impian pasti di masa depan..
Teori Adler ini juga bisa menjawab, mereka yang terlahir miskin atau biasa di awal, sama sekali bukan mustahil akan menjadi kaya atau luar biasa di akhir / masa depan.. Tergantung dari sebesar apa “daya” yang menciptakan impian tersebut bisa berdampak pada sikap mereka di masa sekarang..
Pingback: masa lalu (bentuk) strategi.. | halaman guna guna
Teori Freud dan Adler sepertinya bisa digabungkan mas. “Daya” masa depan dapat terbentuk dengan adanya kejadian masa lalu. 😀
LikeLike
Ya mungkin juga.. Tapi kalo bisa begitu semestinya si Adler nggak perlu “keluar” dari paham Freud.. Hehehe.. Semua “masa” pasti berkaitan.. Dan perdebatan mereka menajam “hanya” di pembentuk diri di masa yang sekarang.. Soalnya banyak juga orang yang nggak bisa ngambil pelajaran dari masa lalunya, dan akhirnya “daya” tersebut, nggak timbul2..
LikeLike