
Seringkali, ada aja yang nge-share artikel di grup WA, tapi dari media online yang menurut gw nggak kredible.. Ada juga share entah artikel darimana, terus di bawahnya ada nama penulisnya (entah beneran atau nggak) dengan sebuah profesi yang dinilai “relate” sama tulisannya..
Pernah ada yang nge-share, penulisnya itu mantan wartawan media mainstreamlah, dokter lah, anggota satuan gugus tugas lah, dan lain sebagainya.. Tapi koq ujung2nya gw liat tulisannya jadi penggiringan opini, nggak berimbang, malah ada yang langsung nyalahin presiden.. Hehe..
Sudahlah masih banyak yang kurang bisa memilah antara media mainstream dan abal2, ditambah lagi mudah percaya gitu aja sebuah artikel (dari medsos mungkin) gara2 penulisnya memiliki profesi tertentu.. Nggak heran opini2 tanpa dasar jadi gampang “dimakan”..
Profesi memang bisa menunjukkan secara kasar kompetensi seseorang.. Namun hanya menjadikan profesi penulis artikel sebagai parameter sesuatu jadi bisa benar atau dipercaya sepertinya koq aneh ya..
Karena profesi dan kebaikan / kebenaran / kemuliaan seseorang adalah hal yang berbeda.. Tidak lantas profesi yang “tinggi” membuat orang tersebut selalu benar dan bisa dipercaya bulat2.. Seorang driver taxi online yang jujur mengembalikan dompet pelanggannya yang ketinggalan, bisa lebih mulia ketimbang seseorang yang berprofesi sebagai anggota dewan namun korup menyengsarakan rakyat..
Seorang satpam yang setia bekerja keras menjaga komplek supaya warganya aman tentram nggak kemalingan, bisa lebih baik & mulia ketimbang orang yang berprofesi ustad namun selalu tidak mendamaikan dan menyebar kebohongan kemana2..
Jadi, selain profesi, yang penting juga untuk dilihat adalah integritas.. Sederhananya, integritas adalah setia kepada yang benar.. Dan pastinya, orang yang profesinya “tinggi”, tidak otomatis integritasnya juga jadi tinggi.. Buktinya, profesi setinggi direktur atau pejabat negara ada yang korup, wakil rakyat ada yang kong kalikong, dan pemuka agama ada yang nipu..
Kalo menurut Lennick dan Kiel Ph.D (2005) dalam “Moral Intelligence”, integritas merupakan salah satu dari empat aspek kecerdasan moral seseorang.. Tiga aspek sisanya: Responsibility, Compassion, dan Forgiveness..
Masih menurut Lennick & Kiel, seseorang yang berintegritas bisa menyelaraskan perilakunya agar sesuai dengan PRINSIP UNIVERSAL manusia.. Dan orang2 yang punya integritas punya ciri2 berikut:
(1.) Berbuat dengan konsisten pada prinsip, nilai dan keyakinan.. (2.) Berkata jujur / yang sebenarnya.. (3.) Berpegang teguh pada kebenaran.. Ia berani menerima apapun resiko dari kebenaran tersebut.. Karena menyatakan kebenaran juga memiliki resiko yang tidak terduga.. Dan (4.) Memenuhi janji.. Talk the walk, and walk the talk..
Wak.. Postingannya jadi teoritis banget neh.. Gwakakak.. Nggak papa dah, toh blog ini salah satu fungsinya memang untuk mencatat teori2.. Dan kali aja nantinya bisa jadi bekal buat milih calon pemimpin daerah atau negeri di tahun2 berikut..
Wah berita sekarang logical Fallacynya sudah berantakan sekali. Memang benar, harus pintar-pintar memproses semua informasi yang ada. Kalau gak bablas. 😁
LikeLiked by 1 person
Setuju broh..
LikeLike