Di sebuah WA grup, pernah ada yang nulis / copas gini: “Kerja keras tidak ada korelasinya dengan rejeki..”.. Pahahal, rejeki kan ada beberapa jenis yah, salah satunya; jenis rejeki yang datang karena usaha (QS.53:39)..
Dalam hal rejeki berbentuk materi, atau kasarnya “duit”, kerja keras bisa sangat ada korelasinya dengan rejeki.. Amati saja, orang2 sukses / berhasil, selalu merupakan pekerja keras..
Meski bukan jaminan sukses, tapi gw meyakini, kalo kerja keras adalah syarat dari sebuah keberhasilan (dengan cara yang benar).. Kalo pake tipu2 atau pake hasil nyolong uang rakyat, atau lu anak orang super kaya 7 turunan 8 tanjakan 9 belokan, teori ini bisa nggak berlaku..
Sebagian orang memang ada yang berpaham: biarlah kalah di dunia, yang penting menang di akhirat.. Jadi semua yang berbau dunia atau materi dikesampingkan.. Tanpa sadar, keinginan untuk jadi “the best” nggak akan muncul, dan hidup tanpa prestasi pun nggak papa.. Padahal ada juga ayat tentang umat yang terbaik..
Jadi inget kalimat di sebuah buku: Dari 5 rukun Islam, cuman baca syahadat doang yang nggak pake duit.. Sisanya keempat2nya perlu duit..
Sholat perlu sajadah / sarung, puasa perlu belanja buat buka puasa, zakat pun pake takaran persentase materi, dan naek haji apalagi.. Maknanya, bisa dibilang ya kita nggak bisa lepas dari materi..
Seorang kyai pernah berujar: “Menang kalah bukan dari kaya miskin materi, melainkan dari kemenangan atau kekalahan MENTAL orang itu terhadap kekayaan atau kemiskinan..”
Logis juga.. Kan ada orang yang udah kaya, tapi masih “merki” minta ampun, bahkan tetep korup atau nipu2 milyaran atau triliunan.. Itu sepertinya tanda bahwa mental mereka kalah terhadap kekayaan / materi..
Sebaliknya ada juga orang kurang beruntung, tapi mentalnya tetap menang.. Dan pada akhirnya, karena mentalnya oke, pikirannya pun oke, kemudian berhasil “membalikkan keadaan”..
Gw nggak mau munafik soal kesuksesan atau kekayaan materi.. Mosok nggak kepengen sih nyumbang sono sini lebih banyak, atau minimal traktir keluarga atau temen2 makan enak lah.. Mosok mau traktir2 aja mesti nunggu di akherat dulu.. Hyaha..
Sederhananya, materi memang diperlukan.. Bahkan diri kita sendiri ini sejatinya adalah materi.. Perjuangan manusia di alam dunia / materi ini adalah berusaha meningkatkan “derajat” supaya bisa lebih tinggi dari materi.. Jadi, dirinya-lah yang menguasai materi, bukan materi yang menguasai dirinya..
Jadi inget teorinya Pierre Teilhard de Chardin (seorang filsuf sekaligus palaentologist), yang bilang “We are not human beings having a spiritual experience.. We are spiritual beings having a human experience..”
Harusnya spiritual diri-lah yang mampu menguasai materi, bukan spiritualnya yang dikuasai oleh materi..