me|write, think sotoy
Comments 2

berbeda untuk bertemu..

01Saat pertama kali teleskop Hubble diluncurkan, ternyata tuh teleskop nggak langsung ‘mulus’ bekerja sesuai harapan loh.. Ada masalah dalam pem-fokus-annya.. Cukup mendasar sih, karena mana enak menggunakan sebuah teleskop yang gagal fokus ??.. Para ahli NASA pun cukup puyeng mikirin solusi dari masalah ini, dan project yang bernilai jutaan dollar ini seakan ditakdirkan untuk gagal..

Insinyur listrik James Crocker (yang tahu masalah ini dari sebuah seminar di Jerman) pada akhirnya berhasil memberikan solusi terbaik bagi NASA.. Lucunya, ia mendapat inspirasi solusi dari pancuran kamar mandi bergaya Eropa yang susunan tangkainya bisa diatur sesuka hati di sebuah hotel.. Di kepalanya terbayang lengan2 bersendi yang bisa dikendalikan pada pancuran air, dengan ujungnya adalah kaca2 dari Hubble..

Penggabungan konsep teleskop dan kepala pancuran mandi menghasilkan solusi yang oke bagi NASA.. Dua hal / konsep yang bisa dibilang jauh berbeda, saat dipertemukan bisa menghasilkan hal yang luar biasa..

Tau kamera kapsul (pill camera) ??.. Sebuah kapsul yang bisa kita telan pada umumnya, hanya saja isinya bukan obat, tapi lampu kecil dan kamera.. Fungsinya untuk melihat “isi” perut / saluran pencernaan, sekaligus penghimpun informasi yang sangat berguna bagi dokter dan pasien..

Tau darimana ide awalnya tercipta ??.. Dari obrolan antara seorang ahli pencernaan, dan seorang desainer misil balistik (guided-missile).. Sungguh dua bidang dengan konsep2 & teori2 yang saling berbeda.. Namun hasilnya luar angkasa, ehh.. luar biasa !!.. Hehe..

Ya begitulah kreativitas.. Teori mendasar dari kreativitas adalah menggabungkan / mengkombinasikan dua atau lebih hal / konsep yang berbeda.. Dan bukan penggabungan dua atau lebih konsep yang memang sudah berkaitan..

Jeff Hawkins (2004), dalam bukunya “On Intelligence” menyatakan, kemampuan diri kita untuk mengasosiasikan konsep2 yang memang sudah berkaitan, justru bisa membatasi kemampuan diri kita untuk menjadi kreatif..

Di mata gw pribadi, ulama atau ustad yang kreatif pun juga bisa seperti itu..
Yang mampu menggabungkan ilmu agama dengan ilmu2 lain, daripada yang melulu ngomongin konsep agama saja.. Seperti Buya Hamka yang juga jago sastra dan filsafat, Cak Nun dengan ilmu2 seni & budayanya, atau Agus Mustofa yang juga jago di fisika nuklir, dan lain sejenisnya..

Karena seakan selalu ada “kebaruan” dalam penjabaran ilmu agama yang mereka sampaikan.. Dan “kebaruan” sendiri adalah kata yang “dekat” sekali dengan kreativitas.. Di tangan ulama2 seperti inilah Islam akan terus terlihat “fresh”, maju, dan terbarukan..

Harapan gw sih, semoga ulama2 model gitu makin banyak.. Kali aja ntar ada ulama kreatif yang bisa menghubungkan Islam dengan disiplin ilmu desain grafis.. Kan seru tuh.. Bisa membuat hubungan antara Islam dengan prinsip2 desain atau tipografi.. Uhuy !!

2 Comments

  1. Wah, menarik nih Mas Ogiee.
    Kalo di arkeologi (saya lagi ambil prodi ini), memadukan dua ilmu itu perlu bangettt. Arkeologi itu ilmu yang multidisiplin, jadi banyak menggunakan cabang ilmu lain, misalnya metode survei dari geografi, kajian etnis dari antropologi, teori sosial dari sosiologi, dst. Terus kami belajar soal analogi, menghubung-hubungkan gitu. Dan seneng sih belajar kayak gini karena pikiran jadi makin kebuka dna makin paham gimana cara ilmu yang beda bisa saling menguatkan satu sama lain

    Like

    • Hoo gitu ya arkeologi.. Sama kayak komunikasi juga berarti, bisa nyambung ke banyak disiplin ilmu.. Akhirnya bisa jadi makin sadar, kalo ilmu itu luas banget, nggak ada habisnya.. Dan kalo bisa terbiasa berpikir untuk saling “mengasosiasikan”, secara teori bisa jadi semakin kreatif.. Seru memang, karena kadang hasilnya nggak terduga.. (^o^)/..

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s