Masih sedikit nyambung sama postingan kemaren tentang kebosanan.. Ternyata salah satu penyebab kebosanan itu bisa juga perhatian yang termanipulasi / manipulation of attention.. Maksudnya, kita bisa mendadak menjadi merasa bosan melakukan sesuatu karena perhatian kita “termanipulasi” oleh aktivitas yang lain..
Contohnya, seseorang sedang membaca buku di kos2an.. Taroklah sudah 15 menit ia asyik baca buku.. Lantas ia mendengar suara game Street Fighter V di kamar sebelah yang sedang dimainkan oleh temennya.. Kondisi kayak gini ternyata bisa membuat orang tersebut mendadak jadi bosan membaca buku.. Ia menjadi “termanipulasi” untuk berpikir bosan baca buku, atau bisa juga berpikir maen game bisa jadi lebih asyik ketimbang baca buku di saat itu..
Studi jenis ini pernah dilakukan oleh Damrad & Laird (1989), dalam “The experience of boredom: The role of the self-perception of attention..” Namun bukan tanpa kritisi, karena sulit untuk mengukur tingkat / derajat perhatian, maupun kebosanan seseorang.. Seringkali kita bingung tingkat bosan kita ini akut apa nggak, masih bisa dibawa ke pemicu tindakan positif atau nggak ??.. Demikian juga untuk parameter tingkat perhatian, masalahnya sama, gimana ngukurnya ??..
Ternyata eh ternyata, rasa bosan juga bisa memotivatsi seseorang menjadi manipulator psikologis.. Menurut Braiker (2004) dalam “What Pulling Your String ?”, Psychological manipulation adalah sebuah bentuk pengaruh sosial yang tipikalnya mengubah perilaku ataupun persepsi orang lain melalui cara2 yang menipu, curang, ataupun kasar.. Menurut Baker, mereka yang merasa bosan atau lelah dengan sekitarnya, lebih melihat sebuah perlakuan curang model tipu2 ataupun kasar sebagai permainan, dan bukan tindakan yang bisa merugikan orang lain..
MUNGKIN, mereka yang nyebar fitnah atau hoax & meme2 najong itu bisa nyambung dengan teori ini ya.. Bisa jadi mereka bosan dan lelah dengan “kekalahan” atau rasa inferior, nggak tau mesti harus gimana lagi, lantas cara2 ala manipulator pun digunakan.. Mencoba mempengaruhi yang lain dengan cara2 yang curang.. Tapi yang namanya curang biasanya selalu ada yang aneh.. Dan keanehan akan cukup mudah ditemukan kalo seseorang mau berpikir.. Kalo udah males mikir, hoax atau meme seaneh apapun bisa diterima bulat2.. Ibarat tahu bulat yang ditelan bulat2 hangat2.. Hyaha..
Menurut Simon (1996), dalam “In Sheep’s Clothing: Understanding & Dealing with Manipulate People”, salah satu teknik yang sering digunakan oleh seorang manipulator adalah ”Projecting The Blame”.. Manipulator seringkali melimpahkan kesalahan pada orang lain, dan membuat seakan yang salah adalah si korban.. Memproyeksikan kebohongan sebagai kebenaran juga merupakan metode umum yang mereka gunakan sebagai “kendali” dari manipulasi.. Manipulator sangat senang mengklaim kalo korbannya adalah orang yang gila atau kasar (apalagi kalo ada buktinya), dan suka sekali salah menuduh korban2nya dengan statement: “memang layak dilakukan seperti itu..”
Ngeliat kondisi sekarang, sepertinya kok banyak ya yang kondisi psikologisnya seperti manipulator.. Ada ilmu bagus2, tapi di “reject”, hanya karena mereka menganggap itu ilmunya orang yang mereka sebut kafir.. Seakan ilmu dari mereka yang beda keyakinan “memang layak” untuk direject.. Rame kasus perkosaan, yang disalahin malah si korbannya.. Ada penyelewengan, yang disalahin si “oknum”.. Oknum ini siapa ??.. Kambing hitam ??.. Tahu bulet ??.. Hehe.. Siapapun itu, yang jelas ini semua adalah contoh nyata dari teknik “Projecting The Blame” para manipulator.. Waspadalah waspadalah.. Hyahaa..