Saat mata kuliah kreativitas berlangsung, dan topiknya lagi ngebahas tentang depresi yang dialami para jenius2 kreatif, seorang mahasiswa gw bertanya kurang lebih seperti ini: “Pak, saya pernah baca di sebuah blog, katanya depresi itu hukuman akibat orang bermimpi terlalu tinggi, lebih tinggi dari yang ditakdirkan Tuhan, jadinya dikasi deh tuh depresi.. Gimana tuh pak ??”
Hehe.. Setiap orang berhak untuk berpendapat.. Setiap orang boleh milih dari sudut pandang mana ia melihat sesuatu.. Kalo dalam pemahaman gw sih, depresi itu sangat jauh dari apa yang dibaca mahasiswa gw di blog tersebut.. Terlebih mengaitkan ketinggian impian dengan takdir Tuhan…
Seinget gw, di Al-Qur’an Allah udah menyatakan.. Pertama, Allah itu nggak akan mendzalimi hambanya… Logika paling sederhananya, kalo Allah menciptakan sesuatu yang bisa dibilang sebentuk wadah, maka isinya juga pasti akan selalu disediakan.. Jadi, mustahil lambung diciptakan kalo nggak akan disediakan isinya, alias makanan dan minuman buat si lambung..
Kedua, Tidak ada sesuatu yang diciptakan Allah secara sia-sia.. Begitu juga dengan otak yang dilengkapi dengan kemampuan berimajinasi.. Kemampuan yang bisa bikin seseorang berpikir jaauuuhhh banget ke masa depan, dimana badan dan jiwa, bahkan waktu yang sebenarnya belum sampai ke sana.. Mosok iya seh, terus kalo kita mimpi tinggi2 dihukum Tuhan ?? Terus buat apa Allah ngasi kita otak yang dipersenjatai dengan kemampuan berimajinasi ?? Apakah untuk disia-siakan ??
Ketiga, Allah itu Maha Adil… Lah ?!?! yang ini apa hubungannya ??.. Hehe.. Gini, karena Allah nggak akan mendzalimi hambanya, jadinya Allah pasti nggak akan membiarkan seseorang menjadi tersiksa oleh imajinasinya sendiri.. Dan dengan ke Maha Adilan-Nya, Allah pasti memberikan wewenang bagi setiap orang untuk bisa berpeluang mewujudkan mimpi ataupun imajinasinya sendiri.. Sejatinya, apapun mimpi yang mampu terlintas di dalam pikiran manusia, Allah pasti telah memberikan benih2 potensi di dalam diri orang tersebut untuk bisa mencapai mimpi tersebut…
Sekarang tergantung kitanya aja.. Mau menerima konsekwensi dari mimpi tersebut atau nggak.. Yang bisa bikin depresi itu biasanya kesenjangan yang terlalu jauh antara harapan dan kenyataan yang nggak diikuti dengan besaran tindakan.. Ditambah lagi dengan kesombongan seorang manusia yang melupakan Tuhannya.. Dia pikir, bisa gitu dia mencapai impian tanpa izin dari Tuhannya yang memiliki hidupnya ??
Bener kata Ustd. Yusuf Mansur, banyak dari kita (termasuk gw) yang belum benar2 kenal sama Allah.. Kalo kata Mario Teguh, membatasi impian sama saja dengan membatasi kemampuan Allah yang Maha Memungkinkan, Maha Memantaskan, dan Maha Membesarkan siapa saja yang Dia kehendaki..
Yang juga banyak gw liat, banyak orang berimajinasi atau membayangkan dirinya menjadi kaya & sukses… Tapi dia tidak pernah mengimajinasikan bagaimana PROSES yang harus dilaluinya untuk menjadi kaya & sukses tersebut…
*haadddeeeehhh.. kumat lagi dah tuh sotoynya..*
Cuma sekedar bermimpi sambil ngayal d doang kamar ya ujungnya pasti stres g kesampaean.. :p
LikeLike
Bener.. mimpi itu mesti dikejar dengan aksi penuh semangant membaraaa… gyahaha…
LikeLike