me|write, think sotoy
Leave a Comment

obsolescent..

Ada satu tokoh Tiongkok yang gw favoritin.. Namanya Laozi atau Lao Tzu.. Beliau seorang filsuf sekaligus penyair.. Pemikiran2nya cukup unik dan ‘enak’ untuk dibawa merenung..

Sebagai pendiri Tao, Laozi dikenal sebagai pemikir yang idealismenya itu kepengen mewujudkan perdamaian, jadinya lebih ke mementingkan ikatan empati antar sesama manusia..

Kalo ditelusuri lebih jauh, ada referensi yang menyebutkan bahwa Laozi hidup di zaman yang sama dengan Konfucius (1551-479 SM).. Saat itu Laozi berumur jauh lebih tua dari Konfusius..

Diceritakan Konfusius pernah bertemu dengannya saat Laozi sedang bekerja sebagai kurator arsip kerajaan.. Gw nggak tau mana yang bener.. Tapi ada buku yang menyebutkan kalo mereka berdua seakan punya hubungan akrab, bahkan berkesan seakan2 Konfusius ‘belajar’ dari Laozi..

Tapi ada juga yang menyebutkan kalo hubungan mereka berdua ya hanya kenalan biasa saja.. Bahkan punya perbedaan pandangan yang cukup besar, terutama soal adat kebiasaan ataupun pemikiran2 dari para pendahulu mereka..

Anehnya, ‘ending’ dari cerita ini sama, si Laozi memberi nasehat kepada Konfusius.. Salah satu nasehatnya kurang lebih begini: “Yang kau pelajari dan kau ajari ke murid2mu itu adalah pemikiran dari orang2 kuno, yang sudah mati dan tulang2nya pun sudah hancur.. Dan yang tersisa adalah ucapan2 mereka, jadi jangan terlalu menitikberatkan / menekankan pada apa2 yang sudah mereka katakan..”

Gokil.. Di zaman itu, Laozi udah punya pemikiran berbeda dan menghindari untuk nurut begitu saja pada pemikiran2 lama.. Karena memang buah pikir manusia itu selalu bergantung pada konteks zaman dan budaya pada saat pemikiran itu dimunculkan..

Sekarang tahun 2023, tapi masih aja ada yang memegang erat buah2 pikir lama, gagal move-on memperluas konteks pemikiran2 dari zaman dulu, dan akhirnya jadi susah sendiri menikmati kemajuan zaman..

Pesan dari Laozi diatas intinya agak mirip dengan tulisan Buya Hamka di bukunya yang judulnya ‘Lembaga Hidup’.. Beliau menulis begini: “Saya lihat bagaimana ulama-ulama hanya diikat oleh kitab-kitab Fiqih kolot, yang memandang buku-buku yang dikarang 700 tahun yang telah lalu itu, sebagai undang-undang suci yang tidak boleh dibantah-bantah..”

Poin pentingnya, tahun pasti berganti, zaman semakin maju dan berubah.. Kalo hanya mengacu pada hasil pemikiran2 lama, akan jadi mandeg dan tergilas zaman.. Berubah ??.. Bingung mesti mulai dari mana ??.. Kalo menurut Laozi, ya dari diri sendiri..

“If you want to awaken all of humanity, then awaken all of yourself.. If you want to eliminate the suffering in the world, then eliminate all that is dark and negative in yourself.. Truly, the greatest gift you have to give is that of your own self-transformation..” – Laozi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s