Film keren Pacific RIM menimbulkan kepo2 baru di kepala gw.. Salah satunya itu saat pilot cowok ngomong ke Mako (pilot cewek): “Don’t chase the rabbit..”.. Gw pikir itu rabbit kelinci.. Ternyata bukan, tapi R.A.B.I.T (Random Access Brain impulse Trigger)..
Di film itu, dua otak pilot bergabung menjadi satu dan larut dalam mesin Jaeger.. Kedua pilot berbagi memori, insting, dan emosi.. Di situ proses penyatuan dua otak disebut “Drifting”.. Kalo dalam science masuk ke kategori Mind Meld, dimana komputer dikendalikan oleh lebih dari satu otak manusia..
Saat proses drifting, dibutuhkan ketenangan, dan kedua pilot harus menjaga pikiran mereka untuk tidak terganggu oleh pikiran atau memori apapun.. Bisa diliat di filmnya, saat ingin drifting, pilot menarik nafas dalam dan memejamkan matanya untuk mendapatkan kondisi rileks, sebuah syarat dari proses drifting.. Saat itu Mako “mengejar” R.A.B.I.T, terjebak memorinya sendiri, dan mind meld menjadi gagal..
Satu otak manusia “berpadu” dengan mesin sudah terbukti bisa.. Teknologi Brain-Computer Interfaces (BCIs) sudah membantu para disabilitas mengontrol kursi roda mereka dengan gelombang otak.. Nah, kalo dua otak bisa nggak ya ?? Ternyata bisa loh..
Dilansir oleh majalah NewScientist, konferensi Intelligent User Interfaces di California bulan Maret 2013 telah membuktikannya.. Sepasang manusia disimulasikan mengendalikan pesawat yang sedang menuju pusat sebuah planet, dengan 8 arah mata angin menjadi pilihan gerakannya.. Gelombang otak kedua pilot merepresentasikan arah yang dipilih, digabungkan secara realtime, dan membuat pesawat mengikuti arah tersebut..
Hasilnya, tingkat akurasi dua pilot adalah 90%, sedangkan bila hanya satu pilot 67%.. Dan kalo ada perubahan mendadak dari posisi planet target, reaksi penyesuaiannya 50% lebih cepat ketimbang dikendalikan sendirian..
Otak yang sejatinya reaktif, membuat seseorang sulit untuk bisa benar2 memusatkan perhatiannya pada satu tugas.. Pasti ada lengahnya.. Ternyata dengan dua otak, apabila yang satu sedang lengah, otak yang satunya bisa menutupi kelengahan tersebut.. Pendek kata, dua kepala lebih baik daripada satu..
Menjadi logis kenapa tabayyun itu perlu.. Logis juga kenapa demokrasi cocok buat negeri ini yang penuh kebhinekaan.. Saat ada yang lengah, yang lain bisa mengingatkan.. Mungkin ini juga alasan sholat berjamaah pahalanya 27 kali lipat, karena getaran otak atau hati bisa saling beresonansi / menggetarkan.. Saat yang satu kurang khusyu’, bisa saja tergetar oleh kekhusyu’an yang lain..
Ini bisa jadi alasan juga kenapa Alloh menciptakan kita beragam suku, ras, dan agama dengan segala perbedaannya.. Bisa dibayangkan saat kesemuanya melakukan Mind-Meld seperti di film Pacific RIM untuk tujuan mulia ??.. Damai dah dunia.. Akh, sayang, sepertinya itu cuman efuoria gw aja..