me|write, think sotoy
Leave a Comment

niat & totalitas..

untitled-1Dulu gw berpikiran kalo niat itu hanya di awal tindakan.. Karena yang diajarkan dulu itu: sebelum mau sholat kita harus baca niat dulu, sebelum puasa niat dulu, dan sebagainya.. Makin ke sini pemahaman akan niat itu bergeser.. Niat itu adanya nggak hanya di awal, tapi meliputi semua kegiatan / aktivitas dari awal sampai akhir / selesai..

Misalnya, seseorang berniat untuk menulis sebuah buku seratus halaman.. Untuk bisa selesai dengan hasil maksimal, niat dia harus meliputi keseluruhan dari proses menulis itu.. Kalau niatnya nggak kuat, bisa jadi di halaman 40 dia sudah berhenti, atau tetep nulis tapi ogah2an atau seadanya.. Itulah kenapa kita sering berkomentar “Nggak niat sih lu..” pada mereka yang bekerja asal2an, atau nggak kelar.. Dan untuk mereka yang kerjaannya sempurna atau bagus banget, komentar yang sering keluar: “Gokil !! Niat banget sih bikinnya..”..

Buya Hamka (1994) dalam bukunya “Falsafah Hidup” pun menyarankan untuk memperbaiki niat, menegakkan niat, dan meluruskan niat.. “Kaya miskin, terkenal atau tidak, semuanya hanya warna hidup belaka, bukan hakikat hidup.. Hakikat hidup itu ialah tujuan, niat suci, dan sikap sederhana..”

Niat seakan menjadi faktor penting yang “membungkus” semuanya: fokus, motivasi, pilihan tindakan, ketekunan, dan sejenisnya.. Niat bisa menjadi berkorelasi dengan totalitas.. Kalo versi KBBI, totalitas itu keseluruhan.. Ada juga yang mengartikan totalitas adalah kesungguhan..

Niat dan totalitas membuat seseorang bekerja melibatkan hatinya, jadi nggak memikirkan keuntungan2 jangka pendek, dan menjadi hal yang dibutuhkan untuk bisa “larut”  di dalam pekerjaan.. Howard Gardner (1993) dalam bukunya “Creating Minds” mendalami biografi 7 jenius kreatif (Einstein, Freud, T.S Elliot, Gandhi, Martha Graham, Igor Stravinsky, dan Pablo Picasso).. Ia menyimpulkan, semuanya adalah orang2 yang mampu “larut” dalam bidang mereka.. Mereka seakan bernafas dan hidup dalam bidang yang mereka tekuni..

Ruscio, Whitney, dan Amabile (1998) dalam “Looking Inside the Fishbowl of Creativity”, melakukan penelitian dalam 3 bidang (konseptual, seni, dan menulis) menemukan: faktor paling penting untuk menentukan kreativitas seseorang adalah keterlibatan mereka pada pekerjaan yang sedang dilakukan.. Keterlibatan seperti itu hanya bisa muncul jika seseorang termotivasi dari dalam (intrinsik)..

Orang yang bisa termotivasi dari dalam, selalu punya niat yang kuat, dan berwujud pada totalitas tinggi.. Kalo analoginya adalah mobil.. Totalitas adalah mesin, dan niat adalah pedal gas.. Dalamnya injakan pedal gas akan menentukan besarnya “raungan” si mesin, dan menentukan seberapa cepat si mobil berlari..

Jadi korelasinya, semakin kuat & tegak niat, semakin totalitas-lah seseorang.. Dan, saat seseorang kehilangan niat, maka bisa dibilang hilanglah totalitasnya.. Menjadi sinkron dengan kalimat yang sering kita dengar: “Segala sesuatu itu tergantung niatnya..”..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s