Suka aneh sama mereka yang share tanpa berpikir.. Yang mereka lakukan itu hanya menambah “keberadaan” si penulis hoax.. Yah, kalo secara tersirat, si tukang “share” fitnah atau hoax ini bisa dibilang “nggak ada”.. Toh kalo pun ada, nggak jarang kan langsung kita “unfriend”, terus jadi nggak ada deh.. Hehe..
Teringat kalimat “Corgito ergo sum”, aku berpikir maka aku ada, begitu kata Descartes, filsuf ternama dari Perancis.. Descartes, sebagaimana filsuf lainnya, ingin mencari kebenaran.. Menurutnya, meragukan semua hal (termasuk meragukan diri sendiri) bisa menjadi cara untuk menemukan kebenaran, dan bisa membersihkan dirinya dari prasangka2 yang menuntunnya ke jalan yang salah..
Descartes juga beranggapan, bisa saja berpikir tidak membawanya menuju kebenaran, tapi malah ke kesalahan.. Mungkin saja ada kekuatan besar lain di luar dirinya yang mengarahkan pikirannya ke jalan yang salah.. Tapi meskipun begitu, ia TETAPLAH BERPIKIR, inilah satu2nya yang sudah jelas.. Maka kalau dilepas dari aspek kesalahan atau kebenaran, BERPIKIR sendiri adalah sebuah bentuk keberadaan diri, lantas singkatnya, sampailah ia pada kesimpulan “Corgito ergo sum”..
Jadi nyambung sama paragraf awal postingan.. Kalo para tukang share nggak mikir dulu, langsung share, dimana letak “keberadaan” mereka ??.. Dan kayaknya, emang nggak ada nama tukang share berita hoax atau fitnah yang gw inget.. Tapi kalo sumber aslinya sih tau, yang banyak ya dari si Jon Jon itu.. hehe.. Bisa diliat, mana yang lebih terasa ”ada”, si Jon dengan buah pikirnya itu, atau tukang sharenya yang nggak punya pikiran sendiri ??..
Jadi, berpikir mengenai alasan atas apa2 yang dilakukan menjadi penting, supaya keberadaan seseorang menjadi semakin jelas.. Mungkin itu juga yang membuat kita disebut “Human Beings”.. Karena manusia itu sendirilah yang menentukan akan “being what” dengan pikirannya.. Punya impian atau ide bagus, mampu punya gambaran dirinya melakukan perbuatan A akan jadi apa, perbuatan B akan jadi apa ??.. Itu semua bisa terjadi bila si orangnya berpikir sendiri, bukan doktrin dari orang lain, apalagi organisasi tertentu..
Kalo hanya “doing” tanpa memikirkan “being” atau dampaknya, apa bedanya dengan robot yang nggak mampu berpikir sendiri ??.. Euh, robot mampu sih berpikir, tapi ya tentu saja sebatas apa yang sudah diinstall oleh pembuatnya.. Melakukan apapun / “berjalan” ke manapun tanpa memikirkan, hanya akan sampai pada tujuan dari si pemberi “doing”, dan bukan esensi dari tujuan diri sejati ini diciptakan..
Nggak heran ya di dalam Al-Qur’an bertaburan ayat yang memerintahkan untuk BERPIKIR.. Ya, karena “We are all human beings.. Not human doings..”
Yang paling miris itu kabar burung (hoax) yang padahal dengan googling dikit aja udah nemu jawabannya, atau bahkan tanpa googling pun nggak masuk akal (misal, arti Pokemon Go: Aku Yahudi). Huhu. TErmasuk juga jarkoman-jarkoman yang menghimbau untuk menghindari produk merk tertentu dan di akhir jarkoman tertera nama lembaga/institut yang berhubungan dengan produk itu, padahal lembaga/institut tersebut ga pernah bikin jarkom macem gitu.
Jadi inget, pernah ngakak liat meme dengan tulisan, ‘Apa yang lebih cepet dari cahaya? Orang idiot nyebar berita hoax’
LikeLike
Taqlid buta, kurangnya minat baca sepertinya bisa jadi penyebabnya neh.. Iya.. itu meme lebay yang lucu sekaleh..
LikeLike