me|write, spiritual, think sotoy
Leave a Comment

ulama dan atau ahli ilmu..

Untitled-1Berkat pemilu ini gw jadi bisa sedikit menyimpulkan, banyak orang sini yang menafikan sains, atau ilmu pengetahuan.. Lebih percaya kepada perkataan para ulama atau pimpinan agama / kelompoknya ketimbang percaya pada penelitian ilmiah, lebih memilih condong pada opini ketimbang fakta.. Setau gw sih ilmu statistik itu nggak gampang dan sembarangan.. Penelitian kuantitatif itu objektif, karena memang “mengolah” angka /  data yang aktual ada di lapangan.. Tapi di jaman sekarang pun gw masih pernah baca & “ngadepin” sendiri koq bantahan kolot terhadap penelitian2 sains: “Itu ilmunya orang kafir..!!”.. Jadi jangan percaya sama yang begituan.. Hadeehh..(T_T!)..

Kalo gw pribadi nggak mungkin meremehkan hal2 yang begitu.. Karena apa ?? Karena pas gw nguli S2, gw udah ngerasain sendiri mata kuliah metode penelitian selama satu semester.. Dan itu udah cukup bikin gw pusing.. Kalo diizinkan, gw akan angkat topi, angkat jempol, angkat cangkir, meja, komputer dan semua barang yang ada di kelas untuk menunjukkan betapa salutnya gw sama pakar penelitian ilmiah.. Hehehe..

Pengertian ulama di Indonesia sini memang sudah bergeser / terdistorsi.. Kata “ulama” disini lebih identik dengan orang2 yang ahli agama saja.. Padahal di Al-Qur’annya nggak begitu.. Kalo di bahasa arab / Alqur’an nya sendiri, ulama itu artinya orang yang berpengetahuan, ahli imu, atau ilmuwan.. Dan ini bisa ilmu apa saja, BUKAN HANYA ilmu agama.. Bukan hanya orang yang bergelut dengan kitab2 saja, namun juga orang2 yang memperhatikan terjadinya pergantian siang dan malam, dan gimana unta diciptakan serta langit ditinggikan.. Betapa Tuhan sendiri sangat menghargai orang yang beriman & berilmu.. Sampai2 mereka ditinggikan beberapa derajat daripada orang yang beriman saja..

Jadi pendek kata, para ilmuwan / ahli ilmu tertentu juga bisa disebut sebagai ulama.. Nah sekarang bisa liat sendiri di sini, saat ulama (ahli ilmu) agama bilang “A”, dan ulama (ahli ilmu) sains berkata “B”, apa yang terjadi ??  Konflik dan adu argumen jadi sangat mudah timbul.. Saat ulama agama bilang “pilih capres no. itu haram..!!”, dan ulama politik bilang: “nggak ada itu haram2an dalam pilih capres..!!”.. Mana yang lebih dipercaya ??.. Kalo gw sih lebih milih yang perkataan ulama politik.. Karena pemilu ini buat gw lebih sangat condong ke urusan politik.. Sama kayak Quick Count, meski bisa aja salah, menurut gw ya itu emang zona eksplorasinya Ulama Statistik..

Mungkin mereka2 yang sekarang menafikan sains itu lupa, kalo ulama sains / ilmuwan Islam pernah punya peran besar dalam membuat Islam jadi “mentereng” di mata dunia.. Tengoklah nama2 besar seperti Al-Farabi, Ar-Razi, Ibnu Khaldun, Al Kindi, dan lainnya.. Merekalah ilmuwan2 kelas dunia yang lahir dari zaman keemasan Islam.. Saat itu, sempet ada masa dimana para cendikiawan barat harus menguasai bahasa arab kalo ingin mengakses temuan2 terkini.. Sekarang ?? Hehehe… Udah jadi kebalik, kita mesti menguasai bahasa inggris untuk bisa paham temuan2 terkini..

Kalo ngutip sebuah referensi: “Merekalah ULAMA dalam arti yang sesungguhnya.. Karena, mereka selalu menempatkan diri dalam posisi memahami ilmu-Nya. Di dalam-Nya. Dan terus mencari jalan untuk ‘mendekatkan diri’ kepada-Nya, dengan cara mengungkap ayat-ayat kauniyah yang dihamparkan di alam semesta ciptaan-Nya..” Beberapa referensi juga menyebutkan penggunaan kata “ulama” hanya untuk mereka yang ahli ilmu agama saja merupakan “pengkerdilan” terhadap kata “ulama” itu sendiri..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s