All posts tagged: leadership

gampang – stagnan, susah – tumbuh..

Belakangan ini di kampus tempat gw ngajar, lagi banyak mahasiswa semester akhir yang pusing soal Tugas Akhir.. Bagi mereka, bisa jadi ini hal baru yang mereka lakukan.. Sebelum2nya, bikin karya ya bikin2 aja.. Nggak perlu pake tulisan pengantar karya, dan kliennya pun seringan fiktif, alias si dosen sendiri yang berlagak jadi klien.. (^_^!).. Bisa ditebak, melakukan hal yang berbeda, dan bisa jadi ditambah tingkat kesulitan yang sedikit “naik” (seperti kliennya mesti beneran), jelas membuat mereka perlu berfikir ekstra.. Karena kita manusia biasa, sedikit2 keluhan pun mulai keluar menanggapi kenyataan di lapangan.. Karena terkadang, eh bahkan mungkin seringkali, kenyataan yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang benar2 terjadi di depan kita.. Yah, paling nggak para mahasiswa itu dapet dua hal: pertama, hal yang baru, kedua, hal yang lebih sulit.. Dan mungkin saja mereka belum memahami kalo kedua hal tersebut lah yang bisa membuat mereka “tumbuh”.. Melakukan hal yang sama terus menerus, apalagi hal yang gampang2, justru akan membuat kita terjebak dalam kebosanan & kondisi stagnan.. Melakukan hal2 yang baru tapi gampang, memang nggak membosankan sih, …

diragukan, yakinkan..

Dari pengalaman hidup gw yang belum seberapa ini, entah sudah berapa kali gw diragukan orang.. Dalam artian diragukan mampu atau nggak, bakal berhasil nggak hasil kerjanya, atau beneran kompeten nggak nih orang ??.. Atau praktisnya ya dalam bentuk ide2 yang ditolak sebelum diuji.. Meski makin ke sini Alhamdulillah makin jarang, tapi tetep pasti masih ada hal2 yang seperti itu.. Wajar, karena masa depan penuh dengan ketidak pastian.. Dan kebanyakan orang punya kekhawatiran yang berlebih akan ketidak pastian ini.. Kalo gw inget2 lagi, yang gw lakukan atas perlakuan kayak gini, bukan lantas membuktikan bahwa mereka salah.. Buat gw bener atau salah, berhasil nggaknya sebuah keputusan atau kerjaan itu mutlak nanti urusan Tuhan.. Karena seyakin apapun gw atas sebuah keputusan, pasti ada kemungkinan salah juga.. Jadi, buat apa bersusah payah membuktikan bahwa yang meragukan gw itu salah ??.. Lebih baik fokus pada proses, maksimalkan upaya, dan libatkan Tuhan.. Karena apapun yang Tuhan timpakan, sejatinya adalah untuk memuliakan.. Kalo mau membuktikan keyakinan, mending buktikanlah pada Tuhan langsung, bukan pada orang2 yang meragukan diri ini.. Buktikan pada Tuhan seserius …

siapa di belakang “kucing” ??..

Ada sejumlah orang yang gw tau nggak mau pilih Jokowi karena ada Megawati di belakangnya.. Hmm.. Jujur aja, gw juga gak suka koq sama Megawati, dan gw tetep pilih no. 2.. Karena apa ?? Karena kalo faktor orang2 “di belakang” yang dijadikan pertimbangan, justru menurut gw orang2 di belakang kubu no. 1 itu malah lebih parah, dan lebih banyak yang gak gw suka.. Di belakang kubu no. 1 itu lebih banyak lagi orang2 yang terlibat “kasus2” korupsi dan kasus lain yang merugikan negara.. Ada yang kasus daging sapi, ada yang lumpur, ada yang dana haji, dan lain sebagainya.. Logika sederhananya, kalo gw memilih capres no. 1, itu sama aja gw memberikan peluang bagi mereka untuk menjabat dan duduk kembali di dalam pemerintahan.. Dan kalo mereka berhasil menjabat kembali, itu adalah kesempatan bagus bagi mereka untuk dapat “menghapus” jejak, “bermain cantik”, “cuci tangan”, “mengeles” atau tindakan apapun dengan beragam istilah, dan bakal makin susah kasus2 merugikan negara era periode lalu terungkap tuntas, karena yang menjabat masih mereka2 juga.. Nggak mungkin kan ngebersihin lantai pakai sapu kotor..??.. …

JO KOngkrit WOW !!..

Yah, gw emang malas ikut2an berpolitik dari dulu.. Kalo liat blog gw pun, dari sekian ratus postingan, yang berbau politik bisa dibilang langka.. Gw emang kurang suka poitik, apalagi di negeri ini, agama bisa dijadikan “selimut” politik, jadi gw sama sekali nggak pernah ngefans sama satu partai pun di negeri ini, termasuk yang partai Islam sekalipun… Kalo soal capres, gw baru tau Jokowi pas awal pemilihan gubernur Jakarta, sebelumnya, “blank” sama sekali.. Tapi pas dia jadi gubernur Jakarta, meski hanya dalam waktu singkat, HASIL KERJAnya jelas2 nyata dan terlihat sekali.. Gw mulai tertarik sama sosok ini.. Buat gw, ini sosok baru dengan tindakan2 baru yang sebelumnya nggak pernah dilakukan oleh petinggi2 di negeri ini.. Ngeliat gesturnya pun “lucu”, hehe.. Terkesan polos, dan dalam persepsi gw, kepolosan itu terkait erat dengan kejujuran.. Dan kata Mario Teguh: “Cuman orang jujur yang bisa tegas..”.. Di tengah informasi berlebihan (termasuk fitnah yang menjijikkan) yang bertebaran dan nggak jelas kebenarannya, gw lebih suka menitik beratkan pada track record kedua capres, dan gaya kepribadian mereka.. Buat gw Jokowi itu lebih kongkrit …

Mata satu jadi raja di negeri buta..

Erasmus of Rotterdam, seorang humanis renaissance, kritikus sosial, dan juga seorang guru asal Belanda di sekitar tahun 1500an pernah ngomong: “In the land of the blind, the one-eyed man is king.”.. Orang yang matanya satu, akan jadi raja di negeri orang buta.. Padahal mata satu itu kan gak “sempurna” buat kita yang normal, tapi di sebuah negeri yang buta, dia bisa menjadi raja.. Berarti boleh ditafsirkan: orang yang bisa jadi raja atau pemimpin itu orang yang punya “kualitas2” unik yang mengakibatkan dirinya “berbeda” dengan orang kebanyakan.. Buat negeri orang buta, mata satu itu sudah keunikan yang sangat luar biasa.. Kalo di dunia nyata, meski “kualitas” uniknya nggak terlalu mencolok, tapi paling nggak harus punya..  Dan kalo nggak punya tapi tetep kepengen jadi pemimpin, ya harus belajar supaya jadi punya.. (Maksa mode ON..).. hehe.. Karena dengan hal itulah nantinya yang meski tanpa jabatan apapun, seseorang dapat “terlihat” sebagai pemimpin, dan kemudian bisa menjadi contoh / teladan bagi yang lain.. Dan pada level tertentu, kata2nya jadi gampang untuk dituruti atau diikuti orang.. Dari sekian banyak teori leadership, …