All posts tagged: sekolah

pendidikan atau pendadakan…

Miris juga gw ngebaca twit para peserta UN… Banyak yang bilang soalnya kelewat susah, soalnya katanya taraf internasional, malah ada juga yang ngetwit berharap UN ini jangan terulang lagi, dan jangan jadikan kami kelinci percobaan.. Pendek kata, banyak siswa yang tebebani & nggak setuju dengan kebijakan UN ini.. Gw nggak ngerti juga kenapa banyak orang di negeri ini maunya serba cepet, serba urgent, serba mendadak, dan udah gitu maunya hasilnya bagus.. Perubahan kurikulum baru aja gw ngeliat arahnya ke situ.. Sadar kalo sistem pendidikan sini kurang banget, lantas mau ngejar dengan cara2 yang mendadak, meski belum tentu itu cara yang terbaik.. Pernah denger juga ada TK yang udah belajar english, PAUD yang ngajarin calistung (baca tulis hitung) padahal sebaiknya jangan dulu, di blog orang juga pernah gw liat, soal anak SMP udah kayak soalnya profesor.. Hehehe.. Semua kayaknya jadi melampaui “kewajaran” perkembangan mental & otak anak.. Sebagai orang awam, gw juga gak ngerti kenapa sistem pendidikan sini koq nggak “niru” aja dari sistem pendidikan Finlandia yang notabene sistem pendidikannya dinilai sebagai sistem pendidikan terbaik di …

more creativity please…

Belakangan baca artikel yang bilang kalo pendidikan di sini lebih kepada hafalan rumus2 dan kunci jawaban, tapi malah gak diarahin untuk memahami kapan dan bagaimana cara menggunakan dan “ngutal-ngatik” rumus2 tersebut.. Gw jadi keingetan cerita temen gw yang sempet mewakili Indonesia di olimpiade fisika, terus dia dapet beasiswa S2 fisika di itali kalo gak salah.. Dia pernah cerita begini ke gw pas waktu dia kuliah S2 fisika di sono: “Mas, dulu itu mas, pernah saya ngerjain soal dari si dosen di sana, itu jawaban sayanya 100an halaman semuanya rumus-rumus mas… Hadeeh, pokoknya ngerjainnya sampe begadang2 deh mas…”… gitu dia mulai cerita… Terus dia lanjutin: “Eeehh, tau gak mas.. ada mahasiswa lain yang sekelas sama saya, orang eropa, itu jawabannya tipis banget mas… Paling gak sampe 10 halaman… Dan jawabannya bener..!!”… “Emang sih, jawaban saya dan dia sama2 bener… Tapi ya gila aja.. saya setengah mati nyari solusinya, eh dia bisa pake cara yang lebih cepet gitu..” gitu dia bilang… Sang dosen kemudian mengkomentari jawaban rumus yang tebel setengah mati yang dia buat itu.. Katanya kurang …

Pendidikan yang Membebaskan

Sudah berapa puluh kali Kompas dan media massa lain mengabarkan kehebatan sosok-sosok pembaru yang cerdas dan berdedikasi tinggi di bidang pendidikan.

Kompas (4/6/2012), misalnya, menggambarkan sosok Suyudi, sukarelawan yang mendirikan sekolah alam di Klaten. Anak didik tidak diperlakukan sebagai obyek, namun subyek yang turut menentukan nasibnya sendiri. Melalui sekolah alam, ia ingin menunjukkan bahwa pendidikan yang sesungguhnya adalah memperlakukan anak agar menjadi manusia yang utuh. Tidak sekadar menjejalkan aneka informasi dan ilmu, tetapi juga bagaimana mengajak anak didik menemukan dirinya. Dalam bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sekolah alam ala Suyudi, dan yang bertebaran di tempat lain, ingin mengoreksi sistem pembelajaran terutama di tingkat dasar dan menengah yang cenderung satu arah. Pendidikan pada dasarnya adalah upaya penanaman sikap hidup, pandangan hidup, nilai-nilai tentang kehidupan, dan keterampilan hidup.

Pertanyaannya, kalau seorang Suyudi saja bisa mengembangkan pendidikan yang kreatif dan menyenangkan seperti ini, mengapa pemerintah tidak mengembangkannya juga? Yang terjadi di dunia persekolahan formal kita adalah suasana stres karena anak-anak dikejar ketuntasan pelajaran yang membosankan, yang tidak terkait dengan kebutuhan dan realitas keseharian, serta …

Sekolah untuk Apa?

Description: yah, gw emang udah jadi korban dari sistem pendidikan sini yang gak jelas… Ingredients: tulisan bagus dari Rhenald Kasali Directions: Sekolah untuk Apa? Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari sekolah.Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang ”salah kamar”. Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja. Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak yang ingin punya gelar S- 3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini. Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah …

Sekolah Hidup Susah

Description:Untuk menjadi kaya, semua orang bisa instan melakoni. Namun, tidak siapa saja siap menjadi orang susah. Ingredients:manusia.. Directions:Orang miskin baru kian banyak. Penganggur baru menambah bengkak angka kemiskinan. Bisa jadi, itu sebabnya, selain angka bunuh diri tinggi, tiga dari sepuluh orang Indonesia tercatat terganggu jiwanya. Tidak siap hidup susah berisiko sakit jiwa. Ada cara sederhana menekan risiko sakit jiwa. Sejak kecil anak dibuat tahan banting. Ketahanan jiwa anak harus dibangun. Untuk itu, jiwa butuh “imunisasi”. Menerima kenyataan Sejak kecil anak diajar lebih membumi. Yang gagal kaya rela menerima kenyataan. Yang belum pernah hidup susah diajar prihatin sedari kecil. Kendati kecukupan, tidak semua yang anak minta perlu diberi. Anak dilatih merasakan kegagalan. Tugas orangtua dan guru mengajak anak berempati pada kesusahan orang lain. Hidup tak luput dari berbagai stresor. Tak semua stresor jelek. Supaya jiwa tahan banting, stresor dibutuhkan. Anak perlu mengalami seperti apa tekanan hidup, konflik, kegagalan, rasa kecewa, dan krisis dalam hidup. Seperti vaksin, biasakan anak memikul aneka stresor yang bikin jiwanya kebal seandainya kelak hidupnya susah. Tanpa dilatih hidup susah, anak yang terbiasa …