me|write, spiritual, think sotoy
Comments 2

ijtihad & perubahan..

Untitled-2“Saya lihat bagaimana ulama-ulama hanya diikat oleh kitab-kitab Fiqih kolot, yang memandang buku-buku yang dikarang 700 tahun yang telah lalu itu, sebagai undang-undang suci yang tidak boleh dibantah-bantah..– Buya Hamka (Lembaga Hidup)

Bener2 deh, kalimat2 dari Buya Hamka seringkali bikin gw berdecak kagum.. Ntah karena jauh pandangannya, ketegasannya, atau keberaniannya dalam menyatakan apa yang dirasa dan dipikirnya benar oleh beliau.. Seorang ulama yang tegas namun ‘lentur’.. Dari buku2nya jelas sekali beliau adalah ulama agen “perubahan” dan sangat menghargai kemerdekaan berpikir.. Benar2 ulama besar yang kontekstual..

Dari buku2 beliau lah gw jadi paham, kalo seseorang nggak boleh taqlid buta begitu saja, pada atasan, pemimpin, bahkan pada gurunya sendiri.. Logika gw sih sederhana.. Kalo si murid taqlid abis sama si guru, akan menjadi lebih sulit untuk melampaui si guru.. Kalo misal si guru ilmunya 10, kalo taqlid saja, mentok2 si murid paling bisa sampai di angka 10 juga.. Padahal lebih baik kalo si murid bisa sampe 11 atau 15.. Bisa diprediksi, kalo taqlid aja, yang bisa terjadi adalah stagnansi dari “pelebaran” dan peningkatan ilmu / skill..

“Salah satu sebab terbesar dari kemunduran pikiran dalam Islam, sehingga membeku & statis ialah setelah timbul pendapat di abad ketujuh Hijriyah bahwa pintu ijtihad telah tertutup, dan kita lebih baik taqlid saja.. Padahal perkembangan menunjukkan banyak soal2 baru yang timbul dalam masyarakat yang tidak dapat dipecahkan kalau hanya bertaqlid saja.. Begitu tulis beliau juga dalam bukunya “Falsafah Hidup”..

Taqlid saja jelas sangat menghambat ijtihad dalam memunculkan ilmu2 yang baru.. Dan menurut Buya Hamka, segala perkara ijtihad yang dilakukan oleh seorang pemikir ataupun penulis masih berdasar pada zhanni (belum yakin).. Eh, seringkali malah orang awam merasa lebih yakin dari si penulis..

Gw sendiri juga gitu.. Nggak bisa gw meyakini apa yang gw tulis di blog gw sejauh ini adalah 100% benar.. Yah namanya juga manusia biasa.. Buya Hamka juga menuliskan: “Tidak berdosa kalau salah hasil ijtihad itu, karena dia berijtihad mencari kebenaran, sedangkan kesalahan terjadi tanpa sengaja.. Orang lain pun bebas membanding2kan, dan mau sependapat atau tidak..”

Untuk jadi nggak stagnan dan mengalami kemajuan, tidak bisa tidak, ijtihad merupakan salah satu modalnya.. Hasil dari ijtihad salah satunya adalah perubahan.. Tentu saja dalam artian ke arah yang lebih baik.. Sudah banyak buktinya, ide2 atau ilmu2 baru hasil ijtihad akal pikiran dapat menyebabkan kemajuan dan perubahan besar, sekaligus dapat menggilas pemikiran atau konsep2 lama.. Kasus Gojek dan Uber yang kemaren diprotes itu adalah salah duanya..

Yang jelas, berubah adalah keniscayaan.. Tanpa berpikir sungguh2 sesuai makna ijtihad, pemicu perubahan nggak akan ada.. Dan yang nggak berubah akan punah.. Coba perhatikan alam sekitar, dan juga di dalam diri.. Nggak ada yang diam, semua bergerak / berubah.. Matahari, bulan, di dalam diri: darah, sel2, bahkan atom sendiri pun sejatinya bukan benda yang diam..

“Tidak ada yang tetap.. Yang tetap adalah perubahan itu sendiri..” – Buya Hamka..

2 Comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s