me|write, think sotoy
Comments 2

ahli bisa salah..

Untitled-1Pernah baca kalimat ini di sebuah buku: “The experts can make mistake.. So, don’t believe them too much..!!”.. Pendek kata: jangan terlalu percaya begitu saja pada para ahli.. Nggak percaya ?? Coba simak kesalahan2 yang dibuat mereka yang katanya ahli itu:

Saat konsep cikal bakal komputer ditemukan, seorang ahli berkata: “Saya pikir, di pasaran dunia, komputer paling cuma bisa laku 5 buah..” Thomas Watson, Chairman IBM, 1943).. Dan ternyata model komputer jadul tersebut menjadi lini bisnis yang sangat menguntungkan bagi IBM.. Saat PC full listrik berhasil dibuat, dan dilempar ke pasar di tahun 1981, pada 4 bulan setelah perilisannya, IBM berhasil menjual 13.533 komputer buatannya.. Beda banget ya sama prediksi sang ahli yang bilang paling cuman bisa laku 5 buah.. hehe..

“Who the hell wants to hear actors talk ?”, begitu kata H.M Warner, dari Warner Brothers Studios di tahun 1927.. Saat itu, Warner Brothers merupakan sebuah studio kecil dan sedang di ambang kebangkrutan.. Dan akhirnya, secara terpaksa, ide yang nggak disukai si “ahli” tersebut kemudian diadopsi sebagai pilihan terakhir untuk menciptakan kebaruan.. Sekitar 3 tahun setelah pernyataan itu keluar, film bisu segera menjadi masa lalu.. Jumlah penonton bioskop setelah adanya film bersuara mengalami peningkatan sebesar 1.800%..!!

Masi banyak lagi sih sebetulnya contoh “mistake” dari para ahli, seperti boss sebuah studio rekaman yang menolak album demo dari The Beatles, pesimis akan berjayanya telepon, sampe ada ahli yang menganggap televisi nggak mungkin bertahan di pasar lebih dari enam bulan, karena orang bakal capek memandang “kotak” setiap malam.. hehe..

Sebetulnya ini salah satu “resep” kalo ingin menjadi kreatif yang gw temukan di sebuah buku referensi teori kreativitas.. Pendidikan yang terlalu dalam di satu bidang bisa membuat orang tersebut seakan memakai “kacamata kuda” dan menjadi sulit untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.. Beberapa studi juga menemukan adanya hubungan berbentuk huruf “U” terbalik antara pengetahuan / tingkat pendidikan dengan kreativitas..

Sampai titik tertentu, pendidikan jelas membantu terbentuknya kreativitas.. Namun bila titik itu sudah lewat, pendidikan justru bisa berpotensi mengurangi kreativitas.. Yang jadi masalah, titik ini juga agak sulit ditentukan letaknya.. Di bidang ilmu pengetahuan, ditaksir ada di jenjang S2.. Di bidang seni, ternyata letaknya lebih sulit untuk ditebak..

Buat gw pribadi, kreativitas tuh bener2 ilmu yang fluid, seakan cair, gampang2 susah untuk “dipegang”, namun bisa “merembes” kemana2 alias bisa ditarik ke beragam disiplin ilmu.. Termasuk menariknya ke dalam ilmu atau cara orang beragama.. Dan kalo ngeliat cerita2 diatas, mereka yang kreatif dalam menjalankan agamanya, sangat bisa jadi adalah mereka yang tidak merasa paling benar.. Karena HANYA Tuhan lah yang tidak mungkin salah..

Banyak kasus, seseorang taqlid begitu saja pada pengajarnya, pada gurunya, pada ketuanya, pada orang2 alimnya, ulama2nya atau rahib2 mereka tanpa berani mengkritisi lebih jauh, karena menganggap mereka lah yang paling ahli dalam urusannya.. Bahkan sampai2 seakan2 mereka adalah Tuhan-nya.. (QS: 9:31)..

Postingan Imam Syafi’i dan metode Makoto Sichida ini bisa jadi contoh gimana bersikap nggak taqlid buta bisa menelurkan hal2 baru, dan dampaknya buah2 pikir akan menjadi semakin luas..

2 Comments

  1. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pengingat untuk kita semua dengan segala keahlian yang telah kita kuasai. Pepatah lama “Padi semakin berisi semakin merunduk” menemukan korelasinya pada tulisan ini. Artinya kita semakin menguasai sesuatu jangan menganggap diri kita yang paling benar.

    Liked by 1 person

Leave a comment