quotes, read|me
Comments 22

“Orang yang berakal adalah orang yang telah mendapat inayat dari Allah. Barang siapa mendapat inayat demikian, lebih kaya dia dari miliuner. Sebab dari batinnya itulah memancar cahaya hidayah Rabbaniyah. Hatinya penuh degnan kebijaksanaan, sangkanya baik, pengharapannya benar. Orang lain hanya melihat sesuatu dari kulitnya, sedang ia sampai ke dalam isinya. Sukar ia tergelincir dengan sengaja.” – Buya Hamka –

This entry was posted in: quotes, read|me

by

"Tuhan.. tolong berikan rejeki berlimpah pada semua orang yang udah mampir ke blog ini.. Amiiinn.." ......(^_^!)

22 Comments

  1. http://abduh1985.multiply.com/journal/item/3/SIBGHAH_ALLAH_Celupan_Allah:D138. Shibghah Allah[91]. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.[91] Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.Al Baqarah 138tanya anak rohis, deh, gie…kurang lebih sama sih…IMO dengan penafsirannya Buya Hamka, atau buka tafsir Ibnu Katsir…jangan Hamka melulu ..hehehehe susah deh yang nge-fans

    Like

  2. hehehe.. gw suka banget buah pikir hamka dan Imam Al-ghazali… tajam dan membangun…kemaren gw dikasi tau guru pengajian nyokap, ada hadist qudsi “Perbedaan adalah Rahmat..”…IMHO, gw banyak banget nemuin kasus di lapangan, tidak bisa menerima perbedaan adalah masalah besar umat sekarang… yang berbeda bukan berarti salah… Berbeda itu biasa… selama masih satu aqidah dan syariat… Banyak sudut pandang untuk memandang sesuatu… Begitu banyak waktu terbuang untuk membicarakan sholat pake qunut itu bid’ah apa nggak, dzikir berame-rame itu dibenarkan tidak… Padahal dunia luar sono udah pada bikin roket dan pergi ke Mars (bukan bulan lageh..) hehehe…

    Like

  3. ogieurvil said: ada hadist qudsi “Perbedaan adalah Rahmat..”…

    yakin Hadist?”Perbedaan pendapat pada umatku adalah rahmat” Benarkah ungkapan ini? benarkah Rasulullah mengucapkan hadits tersebut? Apa kata Muhadditsin (Ahli Hadits) tentang hadits tersebut??Syaikh Al-Albani rahimahulah berkata: “Hadits tersebuttidak ada asalnya”. [Adh-Dha?ifah :II / 76-85] Imam As-Subki berkata: “Hadits ini tidak dikenal oleh ahli hadits dan saya belum mendapatkannya baik dengan sanad shahih, dha?if (lemah), maupun maudhu (palsu).” Syaikh Ali-hasan Al-Halaby Al-Atsari berkata: “ini adalah hadits bathil dan kebohongan.” [Ushul Al-Bida?]Dan dari sisi makna hadits ini disalahkan oleh para ulama. http://www.mail-archive.com/media-dakwah@yahoogroups.com/msg05031.htmlYang aku mau sampaein sih..penting juga studi banding, kalo soal tafsir,ya…

    Like

  4. hehehe… mene keteheee ?… katanya hadis qudsi…. Referensinya gw males nyari… hehe… tapi gw beranggapan ada juga yang meyakini ini hadist qudsi…banyak kok yang begini… termasuk “surga dibawah telapak kaki ibu” katanya juga gak saheh.. dan macem sebagaianya… ada bukunya sendiri tuh… Nah… dari sini aja udah keliatan kan… begitu banyak perbedaan yang harusnya lebih bisa ditolerir… gw lebih ngeliat ke akarnya seh… kalo emang selama dampaknya baik, tujuannya bagus, yoh wis jalan aja dengan opini yang dipilih… monggo… Berbeda buat gw bukan sebuah masalah… Memperbesar dan mempermasalahkan perbedaan sudut pandan dan pola pikir gak akan ada habisnya… Menyalahkan yang berbeda dan membenarkan satu sudut pandang sendiri ujung-ujungnya bisa musuh-musuhan… hehe… bisa diliat dari jumlah partai Islam..

    Like

  5. ogieurvil said: hehehe… beneran palsu gak papa, yang penting tujuannya dan efeknya baek….

    mengedarkan duit palsu aja ditangkep .. apalagi hadis palsu …

    Like

  6. roelworks said: mengedarkan duit palsu aja ditangkep .. apalagi hadis palsu …

    ngedarin duit palsu gak ada referensinya…. wakakakak…

    Like

  7. ogieurvil said: ngedarin duit palsu gak ada referensinya…. wakakakak…

    referensi? oh sumber?ya sudah ini sumber mengedarkan hadist palsuSesungguhnya berdusta di atas (nama)ku tidaklah sama dengan dengan berdusta kepada orang lain. Maka barangsiapa yang berdusta di atas (nama)ku dengan sengaja, hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka. – Hadis riwayat Imam Bukhari (no: 1291) dan Muslim (no: 4)

    Like

  8. bukan bukan bukan….. maksutnya yang benar-benar menyatakan kalo itu hadis palsu mutlak tanpa ada tandingan.. Kalo ngedarin duit palsu kan jelas mutlak salah, gak ada satupun referensi yang menyatakan ngedarin duit palsu tuh bener, dan asli pelanggaran (harus dikartu merah… hehehe..) Soalnya banyak buku juga yang membenarkan hadis ini… Nah.. APAKAH PENTING untuk mempermasalahkan dari banyak buku yang berbeda tersebut mana yang paling benar ?? Masi menjadi perdebatan toh sampe sekarang… jadi buat apa dijadikan masalah yang besar… Di bukunya Agus Mustofa “Beragama dengan akal sehat” hal 31 ditulis: “Rasulullah bersabda bahwa perbedaan adalah rahmat…” Ditulis juga perbedaan memang bisa menjadi fitrah dan sifat dasar manusia dan bisa menjadi kekuatan yang besar… Dia berangkat dari AlHujurat ayat 13: “manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal… orang yang paling baik adalah yang paling bertakwa…”Lanjutnya ditulis: Perbedaan wajar terjadi karena:1. Setiap kita dilahirkan dalam kondisi berbeda – tidak ada yang sama.2. Setiap kita memiliki kehendak bebas, karena itu tidak suka kalo dipaksa-paksa.3. Setiap kita ingin menemukan jati dirinya sendiri.4. Setiap kita memiliki kemampuan yang berbeda, mulai dari intelektualitas, emosi, dan kekuatan fisik. sehingga tidak mungkin kita menghasilkan sesuatu yang sama.5. Setiap kita memiliki budaya dan tradisi yang berbeda, sehingga untuk itulah Allah memerintahkan untuk “lita-arafu” saling mengenal dan memahami…Rasulullah juga bersabda “Umat Islam bagaikan satu diri..”… Analoginya bisa ada yang jadi mata, hidung, telinga, tangan, kaki dan sebagainya yang berbeda dalam bentuk dan fungsi… Tapi justru itulah dengan perbedaan kita hendaknya saling tolong menolong untuk mencapai tujuan yang sama…HIDUP PERBEDA’AN !!! wakakakak….udah ah.. jadi serius amet neh postingan… hehe.. gak papa… semoga bermanfaat…

    Like

  9. masih banyak juga referensi yang mengakui itu bukan hadis palsu… termasuk buku-buku baru sekarang… kan dah ditulis “masih menjadi perdebatan..” so… sekali lagi pertanyaan… PENTING GAK SIH memperdebatkan ini ??

    Like

  10. masih banyak sekali yang menggunakan… termasuk terakhir kemarin itu ada di majalahnya terbitan dompet dua’fa minggu ini…gw mikir… taroklah SEANDAINYA BENAR itu hadis palsu, taroklah ternyata itu kata-katanya mario teguh… hehehehe.. terus banyak yang mengamalkan.. apakah yang mengamalkan itu salah dan berdosa ?? dan SEANDAINYA SALAH, itu ternyata beneran hadis asli, terus yang tidak mengamalkan, apakah tidak mendapat pahala ?? Jadi buat gw seh GAK PENTING untuk membuktikan itu palsu atau tidak… kalo ada yang beranggapan itu hadis palsu yah monggo, kalo ada yang nganggep asli yah monggo juga…. silahkan jalan masing-masing….kalo gw pikir, yah Inilah salah satu kelemahan umat… kalo ada perberbedaan, yang satu selalu merasa harus benar, dan yang satu harus salah…. kenapa gak bisa dua-duanya sama-sama bener ?? sama-sama jalan dengan apa yang diyakininya selama masih satu aqidah dan syari’ah…

    Like

  11. ogieurvil said: masih banyak sekali yang menggunakan… termasuk terakhir kemarin itu ada di majalahnya terbitan dompet dua’fa minggu ini…gw mikir… taroklah SEANDAINYA BENAR itu hadis palsu, taroklah ternyata itu kata-katanya mario teguh… hehehehe.. terus banyak yang mengamalkan.. apakah yang mengamalkan itu salah dan berdosa ?? dan SEANDAINYA SALAH, itu ternyata beneran hadis asli, terus yang tidak mengamalkan, apakah tidak mendapat pahala ?? Jadi buat gw seh GAK PENTING untuk membuktikan itu palsu atau tidak… kalo ada yang beranggapan itu hadis palsu yah monggo, kalo ada yang nganggep asli yah monggo juga…. silahkan jalan masing-masing….kalo gw pikir, yah Inilah salah satu kelemahan umat… kalo ada perberbedaan, yang satu selalu merasa harus benar, dan yang satu harus salah…. kenapa gak bisa dua-duanya sama-sama bener ?? sama-sama jalan dengan apa yang diyakininya selama masih satu aqidah dan syari’ah…

    baiklah. terserahlah. ini masalah akidah. kalau situ bilang gak penting, yo wis.

    Like

  12. terima kasih… lagian sebenarnya bukan ranah gw ngurusin yang beginian… hehe.. bukan ustad, apalagi tau dalem urusan agama… mending diskusinya dilanjutkan sama orang yang lebih kompeten dengan urusan begini… yang menganggap hal ini penting untuk diperdebatkan…. hehehe…. wassalam…

    Like

Leave a comment