Description:
hayyooo… jangan hobby maraahh… hehehe..
Ingredients:
copas dari sini neh :
http://umum.kompasiana.com/2010/01/09/inspirasi-minggu-efek-marah/
Directions:
Beberapa hari yang lalu, saya menonton sebuah acara petualangan anak-anak di salah satu siaran televisi. Dalam acara itu, ditayangkan bagaimana caranya sekelompok anak menangkap kepiting. Caranya sangat sederhana. Dengan menggunakan sebatang kayu, mereka mengikatkan tali di ujung kayu. Di ujung tali yang lain diikat sebuah batu kecil. Bagaimana caranya agar kepiting itu dapat ditangkap? Mulanya mereka mengayun-ayunkan batu yang terikat di ujung kayu di dekat sarang kepitingnya. Nah, fungsi batu yang diayunkan itu agar dapat mengganggu kepiting. Jika kepitingnya marah, maka kepiting itu akan mencapit dan mencengkram tali atau batu kecil tadi. Selanjutnya, anak-anak itu tinggal mengangkat kayunya dengan kepiting yang tergantung pada tali. Agar capitnya terlepas, mereka mencelupkan kepiting hasil tangkapannya ke dalam panci berisi air panas yang telah mendidih. Saat kepiting itu merasa kepanasan, maka kepiting itu akan melepaskan capitannya dan tubuhnya menjadi merah. Jika sudah matang, kepiting itu diangkat lagi dan dimakan oleh anak-anak tadi. Sangat mudah sekali!
Ternyata, apa yang dialami oleh kepiting itu tidak ubahnya kita manusia. Berapa banyak dari kita yang sering jatuh dalam kegagalan, kesulitan, perkelahian, masalah, kehilangan jabatan, kehilangan keluarga, kehilangan pernikahan, kehilangan persabatan, kehilangan pacar dan kehilangan segala yang berarti dalam hidup ini karena marah?
Marah ubahnya capit kepiting itu. Kita berhasil terpancing dengan batu dan tali yang mengganggu. Satu kali, dua kali, tiga kali, akhirnya kita terpancing juga emosinya. Namun di saat kita terpancing itulah, maka siap-siap juga kita akan jatuh dan kehilangan segalanya hanya karena marah.
Pelajaran berharga disini adalah pentingnya pengendalian diri. Memang kadang-kadang kita sulit mengatasi emosi kita. Selain pengendalian diri, hal terpenting adalah berpikir panjang dan positif. Ingatlah bahwa anda masih mempunyai tugas dan tanggungjawab. Sebagai kepala rumah tangga, sebagai istri, sebagai anak, sebagai pimpinan, sebagai karyawan, sebagai mahasiswa dan lain sebagainya. Tentu saja kita semua tidak mau kehilangan hal itu semua hanya karena marah bukan? Jadi, jika anda marah saat itu, berpkirlah untuk nanti, bukan saat itu. Saat itu, saat dimana anda marah adalah penyebabnya namun nanti adalah akibat atau efek dari kemarahan anda.
Mari mengubah dunia ini dengan senyuman dan kedamaian.
“Barangsiapa memulai segala sesuatu dengan rasa marah, ia akan mengakhirinya dengan rasa malu”
susahhh..duh, aku cenderung gampang marah nih..
LikeLike
Podo bune! Aku juga.Thx gie share-nya.
LikeLike
Wah, iya sih… memang amarah itu harus diredam….
LikeLike
kalo ngambek itu termasuk marah juga nggk gie :-p
LikeLike
hehehe… pelan-pelan ibuu… Insya Allah pasti bisa koq… yang penting cara penyalurannya sih… jangan sampai menyakiti orang lain…
LikeLike
same-same….gw jadi kepengen nulis tentang marah neh… bayar utang minggu kemaren, gw gak ada postingan sama sekali…
LikeLike
ho’oh… beneran… bahaya sekalee…
LikeLike
hehehe… podo wae din… beda bentuk aja… tapi kalo ngambeknya diem masi mending…. nggak buat keputusan apapun di saat marah, dan nggak nyakitin orang lain….
LikeLike
justru salah loe gie….kalo diem2x tau2x main nyantet…wakakakakakak *kabur*
LikeLike
wakakakak… ini mah special case din….
LikeLike
yup..betul bro.kalau bs, biz marah langsung tidur spy lp haha…
LikeLike
pernah gw baca dimaannaaa gitu ye…. berbaring dan tidur bisa meredam amarah…
LikeLike
ga juga…waktu pacaran sih berakhir dengan tangisan dan rayuan…hehe…
LikeLike
oohh gitu yah… hehehe…
LikeLike
tiap orang pasti punya kisah yang berbeda…hehehe…
LikeLike
bwetul…. setuju banget… dan berbeda itu biasa… hehehe…
LikeLike