read|me
Comments 41

Blackberry, Facebook dan Hancurnya Peradaban Membaca

Description:
lagi iseng jalan-jalan di MP orang, eh nemu tulisan ini… berhubung masih terkait dengan blog gue yang judulnya “gak punya facebook = gak gaul ??”… gue rasa nggak ada salahnya gua tarok di sini… terlepas dari penilaian dan opini masing-masing tentang fesbuk…

Ingredients:
copy paste sajah…

Directions:
Taken from strategimanajemen.net
Written by Yodhia Antariksa

Hari-hari ini masyarakat kelas menengah di tanah air – terutama di kota-kota besar – tengah menggandrungi dua digital medium yang amat populer : Blackberry dan Facebook. Dua medium ini tampaknya kian merasuk menjadi life style baru bagi para generasi digital kota metropolitan. Barangkali ia juga sekaligus menjadi simbol kemutakhiran masa kini.

Namun bagi para pecandu buku seperti saya, kehadiran gadget semacam Blackberry dan media semacam Facebook selalu merupakan sebuah distraction. Kehadiran medium digital semacam itu selalu “memaksa” kita untuk always on dan always connected, dan diam-diam itu artinya merampas waktu berharga kita untuk melakukan “permerenungan”, melakukan kontemplasi, melakukan proses membaca buku yang membutuhkan kedalaman dan keheningan.

Kehadiran gadget keren semacam Blackberry dan sejenisnya pada akhirnya mungkin tergelincir hanya menjadi sekedar simbol status. Ia menjadi penanda penting yang mencoba menjelaskan status sosial kita. Tak lebih tak kurang. Di negara yang peradaban pengetahuannya lebih maju, pendanda status sosial itu adalah buku. You ARE what you READ. Buku dan tradisi membaca yang kuat selalu menjadi elemen penting bagi hadirnya sebuah peradaban yang digdaya. Disini, kredibilitas orang dilihat dari seberapa luas pengetahuan mereka, sebapa banyak buku yang telah direngkuh, dan seberapa mendalam wawasan berpikir mereka.

Di tanah air yang terjadi adalah parodi : kredibilitas kita acap ditentukan oleh seberapa canggih gadget yang kita miliki, dan seberapa keren merek smartphone yang kita tenteng. Bagi saya ini adalah sebuah parodi yang penuh petaka. Sebab anak muda yang selalu menenteng Blackberry-nya kemana-mana sebagai simbol status, namun hampir tak pernah mau membaca buku, bagi saya sama primitifnya dengan orang udik di pedalaman nun jauh disana. Secara fisik mereka mungkin lebih keren (iya sih, pake Blackberry kan keren!), namun tanpa disertai dengan budaya membaca membaca yang kuat, level pengetahuan dan wawasan mereka mungkin sama dangkalnya dengan penjual kambing di pinggir jalananan…..

Facebook juga sama. Oke, mungkin disini kita bisa menjalin silaturahmi dengan teman-teman lama kita (atau mungkin juga dengan bekas pacar semasa kita sekolah SMA dulu). Tapi selebihnya, yang ada di Facebook adalah kedangkalan. Yang ada melulu celotehan-celotehan pendek nan dangkal dan bising. Disana kita jarang menemukan kedalaman yang bisa mendorong kita untuk melakukan proses berpikir secara kontemplatif (karena itu bagi Anda yang belum memiliki akun di FB, silakan untuk tidak mendaftarnya; kecuali jika Anda hanya ingin wasting your time).

Pada akhirnya, Facebook mungkin sama sekali tak berbeda dengan kerumunan di pasar Gunungkidul atau terminal bis Pulogadung : sebuah tempat dimana orang saling ngobrol ngalor ngidul tanpa jelas juntrungannya. Medianya saja kelihatannya keren (wah hari gini, di jaman digital begini, elo belum jadi member facebook, begitu kata seorang teman), namun esensi Facebook sebenarnya tak lebih beda dengan terminal bis Pulogadung : bising, penuh celoteh dangkal, dan disana kita kita tak menemukan keheningan yang mengajak kita berpikir secara mendalam.

Begitulah, kehadiran dua media digital ini – Blackberry dan Facebook – mungkin diam-diam telah merampas waktu berharga kita untuk membaca buku dengan penuh ketekunan. Tanpa terasa kita mungkin telah menjadi addicted dengan kedua medium itu. Kita rela menghabiskan berjam-jam waktu kita untuk ber-blackberry atau ber-facebook-ria. Kita mencurahkan begitu banyak waktu untuk mengulik gadget Blackberry kesayangan kita, atau juga berceloteh dengan friends kita di belantara Facebook. Dan diam-diam, kita kian lupa dengan buku-buku bermutu yang teronggok tak berdaya…..

Kebesaran sebuah bangsa selalu ditopang oleh peradaban membaca yang kuat dan tekun. Ikhtiar kita untuk membangun tradisi membaca yang kokoh seperti pecah berkeping-keping dihempas oleh kehadiran “blackberry and facebook culture” yang penuh kedangkalan. Kedua medium ini telah merenggut waktu dan gairah dari jutaan kaum muda di tanah air untuk tekun membaca deretan buku bermutu.

Dan dengan itu, Blackberry dan Facebook sejatinya telah melakukan apa yang saya sebut sebagai “digital colonization” : diam-diam mereka telah menjajah pikiran kita, dan secara perlahan mereka telah membunuh gairah masyarakat tanah air untuk membangun tradisi membaca yang tangguh dan penuh ketekunan.

This entry was posted in: read|me
Tagged with:

by

"Tuhan.. tolong berikan rejeki berlimpah pada semua orang yang udah mampir ke blog ini.. Amiiinn.." ......(^_^!)

41 Comments

  1. Tentang ini saya akui memang benar, Facebook dan Blackberry telah mencuri waktu kita untuk hal2 yang lebih penting, kita harus “stay connected”.Buat saya Facebook tetaplah sebagai jejaring sosial, meskipun metafora FB ga ada bedanya dengan terminal itu bener banget. Ada begitu banyak hal2 berseliweran disitu yang semestinya tidak perlu kita konsumsi. Saya lebih memanfaatkan Facebook untuk mencari mereka yang memiliki interest yang sama dengan saya (sama saja sih dengan MP, hanya lebih terbatas, FB kebanyakan narsisnya).FB gimanapun juga telah menjadi jejaring sosial yang dominan saat ini. Dunia telah terbalik, diawal2 keberadaan internet, semua sibuk menyembunyikan identitas (ha, pas chatting pasti suka pake nama samaran……), namun saat ini? Identitas kita ditentukan oleh seberapa pentingnya kita di Facebook….kita makin terbuka dan blak2an…bahkan untuk hal2 yang sama sekali tidak penting dan signifikan untuk pribadi masing2.

    Like

  2. Tulisan yang bagus gie, patut menjadi bahan renungan. Sebetulnya dalam memaknai hidup, pasti ada saja manfaat dan mudharat pada apa yang kita lakukan dan kita miliki, kita pilih untuk lakukan dan miliki tepatnya. Kita butuh kontrol diri tampaknya, tidak hanya dalam menghadapi bb dan fb. Sayangnya memang, kalau kedua hal tadi bb dan fb sudah merasuki kita, terutama anak muda yang belum memiliki kontrol diri yang bagus, akibatnya bisa fatal. Harusnya orang tua bisa membantu anak-anaknya, eh sayangnya lagi ortunya juga belum bisa mengontrol diri mereka sendiri dengan baik. Ya, mudah-mudahan Allah selalu membantu kita untuk mengontrol diri kita dengan baik dalam hal apapun ya gie, aamiin.

    Like

  3. tergantung diliat dari sisi mana dulu gie….klo orang mau berpikiran positif tentunya facebook bisa jadi sarana silaturahmi yg mungkin bisa ketemu dgn teman2x lama dan akhirnya terjalin deh silaturahmi. Akhirnya bisa saling tuker informasi trus ketemu dan mungkin bisa jadi jga akhirnya mendapatkan rejeki dari menyambung tali silaturahmi. Berdasarkan pengalaman teman2x dan pribadi jga sehh. So klo dilihat dari keep stay online, mah itu gw kgak setuju…klo online mulu kpan kerjanya…kpan punya waktu untuk nambah wawasan…..nah itu yg gw kurang setuju.Dari kutipan loe yg ngambil dari Yodhia Antariksa, ada sisi nggak fairnya krn hanya diliat dari sisi negatif saja…..coba loe liat dari Barack Obama bisa menggalang dukungan dari FB. Nah itu khan sisi positif jga khan??? haaaaa3x…so be positive and open your mind !!

    Like

  4. airde said: FB gimanapun juga telah menjadi jejaring sosial yang dominan saat ini. Dunia telah terbalik, diawal2 keberadaan internet, semua sibuk menyembunyikan identitas (ha, pas chatting pasti suka pake nama samaran……), namun saat ini? Identitas kita ditentukan oleh seberapa pentingnya kita di Facebook….kita makin terbuka dan blak2an…bahkan untuk hal2 yang sama sekali tidak penting dan signifikan untuk pribadi masing2.

    sependapat… thanx for ur comment…

    Like

  5. kenapa gw gak punya bb?karena mahal dan ga ada yang ngasih buat gw.. :))jujur aja fb jadi ajang nyampah yang asik buat gw…secara, di mp aja gw nyampah mlulu di mana-mana :Ptapi gw tetep cinta mp karena gw bisa dapetin hal2 yang jauh lebih berguna di sini…postingan2 yang sungguh sangat meMEMANGkan dari seorang Ogie yang amat sungguh MEMANG sangat.. misalnya :Pklo soal baca buku sih..klo lagi “on” bisa lancaarr baca buku..tapi klo lagi off.. selembar juga males..ada atau tidak ada fb 😛

    Like

  6. anakhalal said: Kecuali komik,

    teruskan kebiasaan ini ris… ada yang meriset baca komik benar-benar mengoperasikan otak kiri dan kanan sekaligus…. gwakakakak…

    Like

  7. hendryanto said: klo online mulu kpan kerjanya…kpan punya waktu untuk nambah wawasan…..nah itu yg gw kurang setuju.

    you open your mind din…!!! hehehe… cobalah berpikir melingkar… open our real windows, not microsoft windows… wakakaka… user fesbuk gak cuman orang kerja…. kalo gue maen ke kampus gue yang dulu di srengseng, terus juga yang sekarang di interstudi… kekhawatiran si penulis ini buat gue cukup beralasan… dari seorang siswa SMA yang curhat di MP juga gitu, dia bilang perpustakaan sekarang jadi sepi karena siswa lebih milih fesbukan ketimbang yang sebelumnya asyik baca di perpus… sementara memang faktanya ada keterkaitan antara budaya baca dengan kedigjayaan suatu bangsa… yang aneh lagi buat gue waktu baca kompas kapan gitu, ada yang bilang kalo gak salah “gue merasa eksis dengan aktif di fesbuk..”… hehehe… dalam pikiran gue, agak gimana gitu mengaitkan eksistensi diri dengan fesbuk.. Padahal di negara kite masi banyak banget orang-orang yang gak kenal internet dan fesbuk.. tapi mereka EKSIS dan melakukan sesuatu serta memberi pengaruh positif luar biasa pada lingkungannya…. menurut gue, inilah eksistensi yang sebenarnya…

    Like

  8. zenstrive said: itu lah kenapa saya gak punya blackberry……dan tetap lebih cinta multiply 😉

    sama dunk mas…(* padahal seh gw gak punya duit buat beli..wakakakak..)

    Like

  9. namakuadelina said: terutama anak muda yang belum memiliki kontrol diri yang bagus, akibatnya bisa fatal.

    nnaahh… ini dia neh…

    Like

  10. harlia said: postingan2 yang sungguh sangat meMEMANGkan dari seorang Ogie yang amat sungguh MEMANG sangat.. misalnya 😛

    DUSTA TAK BERBELAS KASIHAN !!!

    Like

  11. ogieurvil said: you open your mind din…!!! hehehe… cobalah berpikir melingkar… open our real windows, not microsoft windows… wakakaka… user fesbuk gak cuman orang kerja…. kalo gue maen ke kampus gue yang dulu di srengseng, terus juga yang sekarang di interstudi… kekhawatiran si penulis ini buat gue cukup beralasan… dari seorang siswa SMA yang curhat di MP juga gitu, dia bilang perpustakaan sekarang jadi sepi karena siswa lebih milih fesbukan ketimbang yang sebelumnya asyik baca di perpus… sementara memang faktanya ada keterkaitan antara budaya baca dengan kedigjayaan suatu bangsa… yang aneh lagi buat gue waktu baca kompas kapan gitu, ada yang bilang kalo gak salah “gue merasa eksis dengan aktif di fesbuk..”… hehehe… dalam pikiran gue, agak gimana gitu mengaitkan eksistensi diri dengan fesbuk.. Padahal di negara kite masi banyak banget orang-orang yang gak kenal internet dan fesbuk.. tapi mereka EKSIS dan melakukan sesuatu serta memberi pengaruh positif luar biasa pada lingkungannya…. menurut gue, inilah eksistensi yang sebenarnya…

    No…no…..no…itu dari sudut pandang loe gie….dan loe kerucutkan hanya didunia siswa SMA aja…khan dah gw bilang ada sisi yg benernya jga tapi ada jga yg nggk….tergantung orang mau liat FB itu untuk apa…begitu!!!! jadi jgn liat dari sisi negatifnya…kupas dong sisi positifnya….biar lebih fair dong….itulah orang kita hanya bisa mengkritik tanpa bisa memberikan pendapat positif…apalagi dengan data2x yg terukur..fakta bukan klaim yah :-pKlo loe ada bukti data boleh deh tampilin disini gie…data yg bilang orang yg FB itu tidak lebih eksis dari yang bukan atau sebaliknya….Let me see? tapi data nya yang fair yahhh….begitu OGIE MEMANG yang denger2x sudah lebih eksis jika tidak ber FB ria…haaa3x (bener khan?)

    Like

  12. ogieurvil said: yang aneh lagi buat gue waktu baca kompas kapan gitu, ada yang bilang kalo gak salah “gue merasa eksis dengan aktif di fesbuk..”… hehehe… dalam pikiran gue, agak gimana gitu mengaitkan eksistensi diri dengan fesbuk.. Padahal di negara kite masi banyak banget orang-orang yang gak kenal internet dan fesbuk.. tapi mereka EKSIS dan melakukan sesuatu serta memberi pengaruh positif luar biasa pada lingkungannya…. menurut gue, inilah eksistensi yang sebenarnya…

    Hehehe… iya, mungkin karena di fesbuk kita bisa narsis segila-gilanya tanpa perlu khawatir komentar orang (yang biasanya terjadi di dunia nyata). Betul Gie, eksis yang memberi pengaruh positif u lingkungan adalah eksis yang nyata ^_^Ternyata segitu parahnya ya pengaruh muka buku dan beri hitam :)) gw gak pernah ngebayangin sejauh itu, secara di RT gw yang doyan OL cuma gw hihihihi… yah tugas ortunya neh untuk ngebimbing adik2/anak2 untuk tetap cinta buku, tapi bukan berarti menjauhkan dari dunia maya. Toh gak dirumah, diluar juga mereka ikut temen2nya.

    Like

  13. hendryanto said: Klo loe ada bukti data boleh deh tampilin disini gie…data yg bilang orang yg FB itu tidak lebih eksis dari yang bukan atau sebaliknya….

    loh… gw tidak mengerucutkan… gue cuman mo bilang pengguna kaum muda banyak… dan gue sependapat sama yang nulis ini, korbannya kaum muda terutama yang mahasiswa atau SMA yang ndak bisa kontrol diri kalo kata si adel… soal data tentang yang ikut fesbuk lebih eksis dari yang nggak, yah sampe kiamat juga gak bakalan ada lah din.. di koran kompas itu juga opini orang….. coba baca lagi deh replyan gue “gue merasa lebih eksis…”……… merasa… parameternya apaa coba ??soal segi positif gue rasa semua udah pada tau.. udah pasti ada… kalo nggak ada mungkin udah dilarang… gwakakaka… gue (dan mungkin orang yang nulis ini) mengacu pada pepatah Zen.. “kalau melihat sekelompok bangau putih terbang… carilah bangau yang hitam..”

    Like

  14. dyochan said: Betul Gie, eksis yang memberi pengaruh positif u lingkungan adalah eksis yang nyata ^_^

    ini seh opini pribadi gua yo… kalo sependapat yah Alhamdulillah… wakakaka…

    Like

  15. ogieurvil said: loh… gw tidak mengerucutkan… gue cuman mo bilang pengguna kaum muda banyak… dan gue sependapat sama yang nulis ini, korbannya kaum muda terutama yang mahasiswa atau SMA yang ndak bisa kontrol diri kalo kata si adel… soal data tentang yang ikut fesbuk lebih eksis dari yang nggak, yah sampe kiamat juga gak bakalan ada lah din.. di koran kompas itu juga opini orang….. coba baca lagi deh replyan gue “gue merasa lebih eksis…”……… merasa… parameternya apaa coba ??soal segi positif gue rasa semua udah pada tau.. udah pasti ada… kalo nggak ada mungkin udah dilarang… gwakakaka… gue (dan mungkin orang yang nulis ini) mengacu pada pepatah Zen.. “kalau melihat sekelompok bangau putih terbang… carilah bangau yang hitam..”

    OGIE MEMANG….nah klo memang kaum muda yg nggk bisa ngontrol diri dan si penulis memang menyidir mayoritas tsb…yah mestinya dia bisa memberikan data klo anak muda yg ber FB ria itu prestasinya lebih merosot ketimbang yg tidak misal…begitu maksud gw gie…Sekali lagi gw kgak setuju ama si penulis…karena dia hanya bahas sisi negatifnya aja dan ndak dibahas sisi positifnya aja…sekali lgi itu karakter orang kita kali yah…yg nggk pernah melihat salah satu sisi positif walaupun lebih banyak negatifnya…Next time kita bahas saat diskusi di Xbox aja gmn gie? wakakakakakaka…..Pepatah Zen juga aneh menurut gw…karena orang bisa dapet berbagai banyak opini…”kenapa meliat dari sisi minoritas bangau hitam…haaaaa3x…just kidding bro” Biar seru aja thread loe….

    Like

  16. rata-rata memang seperti itu, tapi gak semua seperti itu..coba cek facebook saya, saya selalu mengajak rekan2 di jaringan saya untuk berpikir, melihat dunia dari berbagai sisis yang tercermin dalam notes2 saya..ataupun status2 saya…Yah dikembalikan kepada tiap orang lha..itu hanay media..bahkan yang nemu facebook adalah keturunan yahudi,..NAmun bagaimana kita memanfaatkannya agar tidak menjadi sekedar alat ‘wastign time’ dikembalikan kepada diri kita masing2…Btw gue males beli BB, sebab gue lebih melihat sisi fungsi dari sebuah alat komunikasi, bukan gaya2an..Yah kembali ke pandangan hidup masing2. peace..http://www.facebook.com/profile.php?id=733242290&ref=profile

    Like

  17. setuju!!!….bisa jadi mereka ber fb ria itung2 refreshing …kalo yang lain refreshing melakukan kegiatan2 nonton tv, main game, baca komik, shopping, jalan2, hang out sama temen2…nah mereka ber fb ria…dan tidak kemudian mereka menelantarkan tugas-tugas mereka…atau kemudian tidak suka (enggan) membaca…Judul “Blackberry, Facebook, dan Hancurnya Peradaban Membaca” terlalu berlebihan..Menurutku minat baca tidak dipengaruhi oleh facebook, ada atau tidak ada facebook, yang suka baca…yah tetep doyan melumat habis buku2 dan yang tidak, biar ga ada facebook pun baca daftar isinya aja males…pegang buku aja alergi….hehehe….

    Like

  18. waduh kenapa tidak kekutip neh…maksute setujuu!! sama hendryanto yang bilang “…..memberikan data klo anak muda yg ber FB ria itu prestasinya lebih merosot ketimbang yg tidak misal….”hehehe

    Like

  19. hendryanto said: karena dia hanya bahas sisi negatifnya aja dan ndak dibahas sisi positifnya aja…sekali lgi itu karakter orang kita kali yah…yg nggk pernah melihat salah satu sisi positif walaupun lebih banyak negatifnya…

    hehehe… coba baca lagi baik-baik deh din… dia udah sebutin loh satu dua biji sisi positifnya…. terus soal kaum muda yang nggak bisa kontrol diri, itu mah bukan si penulis yang menulis, tapi dari replyan opini si adel… si penulis cuman mengaitkan blackberry, facebook dan budaya baca…

    Like

  20. maydina said: NAmun bagaimana kita memanfaatkannya agar tidak menjadi sekedar alat ‘wastign time’ dikembalikan kepada diri kita masing2…

    betul… gw berharap yang seperti ini harusnya lebih banyak… tapiii… masih jarang banget… hehe…

    Like

  21. aisahaja said: Judul “Blackberry, Facebook, dan Hancurnya Peradaban Membaca” terlalu berlebihan.

    hwaaa… ini mah protes ke penulisnya aja langsung…. tapi dari pengamatan gue pribadi sih… masih banyak banget orang yang nggak doyan baca buku, tapi baca blog orang doyan, dan pada akhirnya ikutan doyan ngeblog… gue pikir seh blog bisa jadi stimulus yang bagus untuk menumbuhkan minat baca dan nulis… makanya itu ada hari blogger nasional dan lomba ngeblog beserta trainingnya makin sering diadakan… cuman kalo soal peminatnya gue nggak tau dah.. hehe…

    Like

  22. aisahaja said: memberikan data klo anak muda yg ber FB ria itu prestasinya lebih merosot ketimbang yg tidak misal….”hehehe

    hei hei hei… si penulis gak pernah bilang kalo prestasi orang join FB lebih merosot ketimbang yang tidak loh… ini malah yang gue sebut berlebihan… cobalah objective sedikit… berbeda pendapat itu sangat wajar… perspektif orang lain2… keberadaan orang yang berpikir kritis menurut gue perlu untuk mencapai kemajuan dalam bidang apapun… toh nggak ada paksaan yang udah join FB abis baca tulisan ini kudu cabut dari FB atau sebaliknya… si penulis cuman membuka jendela yang baru dalam melihat fenomena FB…ibarat riset efek media… misalnya kerumunan 100 orang pada asyik nonton TV di sebuah ruangan… si penulis keluar dari kerumunan asyiknya nonton TV, dan mencoba melihat dari luar kerumunan akan apa yang terjadi antara penonton dan TV berikut efeknya… kemudian beropini… setuju atau tidak dengan opininya, yah masing-masing aja laaah….. kekeke…

    Like

  23. ogieurvil said: hei hei hei… si penulis gak pernah bilang kalo prestasi orang join FB lebih merosot ketimbang yang tidak loh… ini malah yang gue sebut berlebihan… cobalah objective sedikit…

    memang tidak gie…aku hanya berkomentar berdasarkan komentar yang berkembang dari dirimu, ade, dan hendryanto yang menyoroti kaum muda yang tidak punya kontrol “katanya”….kemudian dihubungkan dengan peran mereka sebagai mahasiswa atau pelajar sma yang “katanya” atau “kesannya” (berdasarkan informasi dari satu siswa SMA) banyak menghabiskan banyak waktu untuk ber fb dibanding baca di perpus….bukankah dengan dukungan data apa yang kita utarakan bisa lebih sedikit lebih objektif ya…Yup…memang wajar berbeda pendapat…aku berkomentar just to express what I think…kebetulan ada point yang disampaikan hendryanto yang aku pikir ada benarnya…tidak bermaksud mendukung atau mencari dukungan…lah wong aku bukan caleg….hehehe….

    Like

  24. roelworks said: mengkenye linknya dipasang lengkap dong…biar orang langsung bisa klik..

    nah mo begitu emang maunya.. dari semula mo gue kasi hyperlink… tapiiii… ternyata di recipes gak bisa dipakein hyperlink… nggak kayak di blog..hehehe… udah dibantu si adel tuh… thanx..

    Like

  25. ogieurvil said: hehehe… udah dibantu si adel tuh… thanx..

    sedikit html di teksnya kan bisa gie…ah suka nge-tes nih. ..

    Like

  26. aslm.. wah seru niy bahasannya mudah2an kagak ketinggalan ya.. tentang fb, kebetulan gw penggemar fb gie.. dan tentang sisi wasting time.. memang ada benernya dan gw salut sama penulisnya yang menyorot hancurnya peradapan membaca.. tapi kenapa cuma karena ada bb n fb aja ya yang disorot.. sebab 1). budaya baca timbul bukan tiba tiba tetapi melalui proses didikan, kebiasaan dan minat seseorang.. umumnya kalo ortu n lingkungannya suka baca.. anak2nya juga ikutan suka baca.. karena sifat anak lebih suka mengikuti apa yang dilihat, didengar dan yang sesuai dengan minat yang dia punya.. 2). kayaknya media yang bisa menyebabkan seseorang menjadi hilang minat bacanya gak cuma fb aja deh, games (ps dulu kayaknya pernah booming), musik, olahraga dan hobi lainnya juga, kan juga sering nyita waktu.. jadi kayaknya itu tergantung orangnya aja supaya bisa ngontrol diri.. ee.. disini gw setuju sama perlunya kontrol orang tua untuk ngebatesin anak2 agar gak berlebihan.. sebab gimanapun juga sesuatu yang berlebihan pasti ujung2nya gak baik.. :).. btw, fb jadi sasaran apa karena fb sekarang lg booming ya..?? 😀

    Like

  27. menurut gw yang jadi pertanyaan si.. kenapa sih fb jadi booming,.?? dan ini ni yang mungkin yang perlu ditinjau.. kalo menurut gw, masyarakat sekarang itu bisa dibilang kejar2an sama waktu.. hidup sudah penuh sama aktifitas, gak cuma orang kerja tapi juga anak sekolah (khususnya kota besar yang penuh sama les dan les, mana pulang udah jam 3 sore, masih aja ada les.. ckckck.. capek deh).. tapi walo gitu mereka tetep perlu sosialisasi sama temen2 diluar lingkungannya.. yang nggak tiap hari ketemu.. a). fb memberi keleluasaan buat seseorang untuk dapat ekspresiin dirinya apa adanya sesuai yang dia mau dengan cara yang mudah, simple dan apa adanya.. dan mendapat reaksi dari orang2 yang memang care sama dia tanpa paksaan.. secara setiap orang kan butuh perhatian, berkomunikasi dan share dan umumnya lebih banyak untuk hal hal yang menyangkut keseharian.. kayak mo bilang seneng.. sedih.. bete.. JT.. ato apapun yang lo mau ato abis lakuin dan apa yang lo fikirin saat itu.. kelebihan fb karena hal itu bisa di update setiap saat dan ini kayaknya belum ada di media lain.. b). karena simple pengoperasiannya.. maka fb digandrungin banyak orang. karena banyak yang pake maka fb mudah buat nyari tau keberadaan dan kondisi temen, sodara dan lain-lain yang dah lama banget gak ada beritanya.. makanya fb jadi ajang silaturahmi, selain di fb juga kita bisa liat foto temen kita secara langsung.. 🙂 .. c). o iya, karena banyak yang make.. maka fb bisa jadi ajang jualan buat yang berniat bisnis.. pokoknya kalo liat positifnya pasti banyak deh.. tapi ada satu hal gie.. segala sesuatu untuk jaman sekarang gak pernah ada yang tahan lama.. orang gampang bosen.. untuk fb gw gak tau sampe berapa lama akan bertahan.. sebab kalo ada yang baru dan menarik pasti orang gampang beralih.. jadi cuma waktu yang jawab..

    Like

  28. o iya.. tentang MP.. banyak hal yang bisa disharing di MP dan gw makasih banget sama temen yang dah ngenalin gw sama MP, walo baru bisa ngoperasiinnya baru belakangan ini aja.. FB n MP sama2 nyenengin.. tapi cara penggunaannya yang beda.. kalo buat ngisi fb lo gak perlu mikir banyak, kalo ngisi MP, lo perlu mikir banyak dan energy pula’.. ada kreatifitas yang perlu lo keluarin.. supaya MP lo menjadi menarik dan diminati orang.. dan kayaknya gak semua orang punya talenta kayak gitu.. (kalo Ogie.. gw acungin jempol.. hehe.. :D) sebab MP seperti mading yang lo buat sendiri.. dimana lo jadi penulis, editor dan redaktur.. Dari MP memang lebih banyak ilmu yang bisa lo dapet.. o iya satu lagi tentang blog.. gw setuju.. kalo anak2 sekarang dah kagak mau baca lagi.. kayaknya blog n komik (cerita bergambar) bisa jadi media untuk menarik minat baca.. contohnya kalo di novel siy : chicklit yang sekarang banyak beredar.. tapi.. ee.. asal ceritanya jangan cinta-cintaan mulu’ aja ya.. hehe (lagi lagi.. maap.. komentnya banyak banget.. :D)

    Like

  29. roelworks said: sedikit html di teksnya kan bisa gie…ah suka nge-tes nih. ..

    oohh… gue pikir situs strategimanjemen.net di awal judul itu dah cukup… masi di halaman muke soalnye… kalo di MS word, situs yang gue tarok di awal judul jadi warna biru alias bisa langsung ngelink begitu di klik… tapi begitu gw copy paste ke post recipes, kagak jadi ngelink…

    Like

  30. dveranita said: MP seperti mading yang lo buat sendiri.. dimana lo jadi penulis, editor dan redaktur..

    di sini memang tantangannya… beberapa orang menganggap orang kita kurang suka tantangan… mangkanya kite susah maju… kekeke… kemaren dosen gue yang dari SD sampe S3 diluar negri mulu cerita, anaknya begitu masuk UI kehilangan semangat dan males belajar karena kurang tantangan (gile yee..).. IPKnya jeblok sampe 1.75.. terus ama temennya diajak lomba debat dalam bahasa inggris, dia merasa sangat tertantang di situ… dan akhirnya, dia juara 1 nasional, juara 3 asia, dan juara 5 tingkat dunia…. lama di luar negri seh, tantangan dah jadi cemilan… hehe.. yang gue gak abis pikir, itu semua dicapai oleh mahasiswa yang IPKnya 1.75…

    Like

  31. iya siy gie.. sekarang ini orang maunya yang serba mudah dan instant.. makanya susah maju.. hehe.. ogie memang.. hehe.. 😀 makasih ya gie.. 😀

    Like

  32. seneng bs bkunjung ke sini..sy new comer di mp.. kalo fb? duhh.. makasie deyhh.. no privacy.. must stay connected..personally, sy stuju kalo fb wasting time.. bkn berarti smua org yg ber-fb-ria adl org2 yg suka buang2 wkt.. tp kalo ga tau juntrungannya ber-fb-ria, alih2 bermanfaat malah bs jd budak fb.. it’s depend on us.. skrg? sy blm cukup butuh sm fb.. he3.. peace ahh..

    Like

Leave a comment